Veronica tak Seindah Paras dan Wujud Aslinya

Veronica Tan tak Seindah Paras dan Wujud Aslinya. Foto: Jawa Pos

Veronica Tan tak Seindah Paras dan Wujud Aslinya. Foto: Jawa Pos

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mula-mula, rumah tangga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Veronica Tan terguncang kala Ahok secara mengejutkan mengajukan gugatan cerai yang didaftarkan di PN Jakarta Utara pada Jumat (5/1/2018), sebagaimana registrasi nomor perkara 20/Pdt.G/2018/PN.Jkt.Utr. Sontak, netizen berspekulasi sendiri-sendiri. Apa gerangan yang telah melanda kebatinan sosok yang dikenal tegas dalam memimpin itu sehingga harus menggugat cerai istri yang memberikan 3 orang anak itu.

Terima atau tidak, netizen mesti hanya bisa menelan ludah mendapat kenyataan Mantan Bupati Belitung Timur benar-benar tidak nyari sensasi belaka melayangkan surat gugatan cerai. Melainkan sebuah keputusan yang lahir dari perenungan panjang selama tinggal di bui.

Menyesakkan! Kini tak hanya sel tahanan yang memisahkan dua sejoli yang pernah berjanji sehidup semati. Adanya pria idaman lain di hari-hari Veronica Tan, bukan hanya memisahkan ruang dan waktu namun juga ikatan perkawinan yang sakral.

Kemesraan dan kesetiaan yang nampak di layar tv selama ini, seolah hanya cerita fiktif belaka laiknya sinetron percintaan. Tak ada yang menyangkal, betapa harmonis keluarga Ahok-Veronica selama ini. Sejak Ahok berprofesi sebagai pengusaha hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta, Vero nampak selalu mendukung sang suami.

Cinta dan kesetiaan tak lagi membutuhkan kata ketika itu. Tetapi sudah menjelma sikap dan tindakan. Seandainya Vero teguh hatinya mencintainya Ahok. Barangkali, pantas untuk disandingkan dengan Mumtaz Mahal, permaisuri Syah Jehan yang setia hingga nafas terakhirnya. Sehingga Taj Mahal dibangun sebagai lambang kesetian cinta seorang isteri kepada suami. Oh, betapa sempurna keindahan Veronica Tan, jika ia memiliki kemurnian cinta dan kesetian tanpa noda pengkhianatan.

Terasa benar, memupuk cinta dan kesetiaan senantiasa teriring godaan besar. Tapi cinta yang besar tak akan pernah goyah oleh badai yang besarnya berkali-kali lipat sekalipun. Masing-masing memiliki cara masing-masing. Demikian pula cara Ahok menjaga cintanya untuk gadis yang dikenalnya di gereja. Mungkin juga cinta Vero untuk seorang bapak bagi anak-anak yang dilahirkannya.

Riak-riak bencana cinta keduanya sepertinya telah menetas saat Ahok memilih untuk terjun ke politik. Pasir-pasir ketaknyamanan pun dirasakan Vero waktu itu. Bentuknya adalah ketidaksetujuan Vero terhadap pilihan suaminya terjun ke dalam dunia politik. Ketidaksetujuan yang dibarengi dengan anggapan, belahan jiwanya itu tidak konsisten lantaranya pernah berjanji hanya akan menjadi pengusaha.

“Nikahnya mau berdasi kok,” kata Vero dalam sebuah wawancara dengan TV swasta jelang pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. “Tadinya bapak (Ahok) kan pengusaha. Janji nikahnya di tengah perjalanan enggak bilang enggak boleh ganti profesi,” tutur wanita yang Ahok nikahi pada 6 September 1997.

Vero cukup tersentuh itikad Ahok terjun ke politik yakni demi menolong orang miskin. Dan itu Vero buktikan selama 15 tahun mendampingi Ahok sebagai pejabat publik. Selama itu, Vero mentolelir berkurangnya waktu berkumpul berdua. Bahkan, keduanya mampu membagi peran dalam urusan rumah tangga, dimana Veru lebih banya mengurus anak.

“Soal waktu ya. Kalau sekarang sebelnya ya gitu, sudah gak bisa kemana-mana dong. Kemana-mana rebut difoto. Makan pun difoto, jalan pun difoto. Akhirnya milih di rumah saja. Bikin makanan enak, pesan makanan, nonton tv. Itupun pergi nonton juga sudah gelap baru masuk, sebelum terang keluar lagi,” kata Vero mengungkapkan salah ketidaksukaan Vero kepada sang suami yang sering pulam malam dan pagi-pagi sudah pergi. “Kalau soal waktu ya namanya juga perempuan punya laki kok kerja untuk masyarakat terus nih. Waktu untuk kita kapan dong? Tapi kelihatnnya susah yah karena sudah situasi kondisi, ya jalanin aja,” terangnya

Tampil sebagai pribadi kalem dan pantang menyerah menjadi istri Ahok, wanita cantik kelahiran Medan 6 September 1977 pun dibanjiri pujuan dari para warganet. Apalagi, setelah sang suami harus mendekam di penjara karena kasus penistaan agama. Kini, warganet bisa pasti bertanya keheranan, mendapat kenyataan yang jauh berbeda dengan tindak-tanduk wanita keturunan Tionghoa itu yang mereka lihat lewat media televisi atau media sosial.

Habis Basuki Terbitlah Julianto

Mengejutkan, hari ini, adik kanding Ahok, Fifi Lety Indra sekaligus Kuasa Hukum dari Ahok terang-terang membuka aib penyabab utama Ahok menggugat cerai Veronica Tan. Spekulasi warganet selesai. Semua terang benderang setelah Fifi membeberkan semuanya tentang Veronica. “Intinya ada ‘good friend‘ yang namanya Yulianto Tio yang terus-menerus mengganggu. Akhirnya, Pak Ahok mau merelakan (Vero),” tutur Fifi di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu (31/1/2018).

Aroma perselingkungan Vero dengan Yulianto ternyata sudah berlangsung sejak 7 tahun silam. Bahkan, pada 2016, Ahok bersama putra sulungnya, Nicholas Sean, pernah mendatangi Yulianto di sebuah rumah sakit untuk memohon agar Yulianto bersedia berhenti mengganggu Vero.

Waktu itu, lanjut Fifi, Ahok menemui Yulianto yang tengah menunggui istrinya melahirkan. “Akan tetapi, dengan sombongnya Yulianto menolak dan terus-menerus menghubungi Vero. Akhirnya, Vero dan Yulianto tetap berhubungan,” kata Fifi.

Hubungan perselingkuhan Vero dan Yulianto pun berlangsung hingga Ahok dipenjara. “Karena Pak Ahok sudah tidak tahan, apalagi setelah dipenjara, jadi diambil keputusan lebih baik cerai kalau memang Yulianto menginginkan Bu Vero,” katanya. Keputusan cerai dari Basuki ini telah melewati jalan panjang mediasi dengan Vero. “Dari pada dipaksakan, lebih baik pisah,” katanya.

Veroku sayang, Veroku Malang

Tak kalah mengejutkan, Ahok tabah menyimpan aib istrinya dari semua orang, bahkan dari keluar besarnya sekalipun. Tujuh tahun lamanya aib itu disimpan. Tapi, Vero telah dilemahkan oleh gairah cinta barunya. Vero telah takluk pada yang godaan lelaki yang juga sudah anak istri.

Dalam dekam penjara, keputusan berat Ahok ambil. Sebab, Vero yang ia sayangi telah menjadi Vero yang malang dengan menyeretkan diri di arus pengkhianatan dalam rumah tangga. “Jadi terpaksa diambil keputusan. Jika memang Julianto Tio ini begitu menginginkan ibu Vero, ya silakan sekarang,” ujar Fifi mengutip Ahok.

Penghianatan Vero terhadap suami terus-menerus terjadi selama tujuh tahun dan merupakan keputusan yang sulit. Ahok merasa daripada dipaksakan dan pernikahannya tidak utuh maka lebih baik bercerai saja. Dan pihak keluarganya sudah mengetahui kedekatan Vero dengan Julianto sejak November 2017 lalu.

Fifi sendiri mengetahui sendiri saat Vero dan Julianto bertemu di Singapura. “Saya baru tahu (kedekatan Vero dan Julianto). Saya unggah di Instagram tanggal 12 November dan saat itulah ketahuan bahwa di hari yang sama Ibu Vero dan Julianto bertemu di Singapura,” tuturnya.

Ketika awal terbongkarnya hubungan antara Vero dan Julianto ini, Vero disebut sudah berjanji tidak akan berhubungan lagi. Vero juga sudah menelepon Julianto dan meminta untuk tidak menghubungi dirinya namun pria tersebut tidak mau melepaskan Vero.

“Bu Vero sudah pernah berjanji tidak akan berhubungan lagi dan pria ini juga sudah ditelpon intinya dikasih tahu tolong jangan berhubungan lagi dengan dia. Tapi pria ini tidak mau melepaskan Bu Vero yang akhirnya terus saja dikejar dan mereka berhubungan lagi. Ketahuan, berjanji, dimaafkan, berhubungan lagi, ketahuan, berhubungan, begitu terus sampai terakhir Pak Ahok ada di penjara,” ujar Fifi.

Keputusan perceraian Ahok dan Vero ini disebut merupakan hal yang paling sulit dan memerlukan proses yang panjang. Proses ini sudah banyak melibatkan pendeta, Tuhan, dan doa serta puasa. Disebut Fifi banyak firman Tuhan yang diambil untuk keputusan tersebut.

“Kami terpaksa melakukan ini dari keluarga. Ini bukan politik tingkat dewa seperti yang diucapkan orang di luar sana. Ini ada bukti-buktinya bagaimana Julianto ini sampai mengejar Ibu Vero,” lanjut Fifi. Ketika ditanya mengenai apa bukti yang sudah disiapkan dirinya enggan untuk membahas lebih lanjut.

Penulis: Mugi Riskiana
Editor: Achmad S.

Exit mobile version