Seorang guru atau dosen memiliki tugas utama mengajar atau mendidik. Harapan dari orangtua ketika putra putrinya dititipkan pada sekolah atau perguruan tinggi adalah untuk adanya perubahan kearahan yang lebih baik. Mereka memberikan kepercayaan kepada guru / dosen dalam membimbing anaknya untuk membuka wawasan, meningkatkan kemampuan dan siap dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Oleh: Chairul Bariah
Setiap orangtua selalu berdoa agar anak-anaknya menjadi pribadi yang baik dan menjadi harapan dimasa depan, mampu hidup mandiri, berani mengambil keputusan dan siap terjun kedunia kerja dengan bekal kemampuan yang dimiliki.
Namun perlu digaris bawahi bahwa tantangan di zaman serba digital saat ini bukan hanya ilmu pengetahuan yang harus diutamakan, tetapi yang lebih penting adalah pendidikan kharakter, salah satunya adalah sopan santun dan disiplin dari peserta didik.
Bukan cerita dalam film tetapi kenyataan saat ini sebahagian siswa/mahasiswa sebagai peserta didik kurang menghargai gurunya, tidak peduli dengan apa yang terjadi dilingkungan sekitarya. Hal ini dapat kita rasakan pada saat berada dalam lingkungan kampus ada mahasiswa dengan acuhnya dan tanpa basa basi melintas dihadapan dosen, dengan suara yang keras sambil bersendagurau dibawah batas kewajaran tanpa merasa bersalah.
Bagi seorang dosen kejadian ini mebuat hati menangis dan teriris, karena belum mampu memberikan yang terbaik untuk para mahasiswa. Hidup diera serba teknologi turut mempengaruhi perilaku karena mudahnya melihat secara langsung berbagai informasi melalui media elektronik visual dan audio, bahkan terkadang menjadi contoh dalam hidupnya.
Tantangan yang dihadapi seorang dosen adalah harus mampu perlahan merubah penilaian negatif terhadap sekelompok mahasiswa yang diberikan poin merah.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya membiasakan disiplin jam masuk mengajar, memberikan motivasi dan pengarahan selama ±5 menit sebelum mulai perkuliahan. Selain itu juga penting memberikan contoh teladan dalam kehidupan pribadi yang baik kepada para mahasiswa.
Memberikan cinta dan kasih sayang dalam mendidik perlahan akan mampu merubah hal negatif ke positif. Terkadang mahasiswa hanya ingin curhat tentang probem pribadinya, sebagai dosen yang baik harus memberikan arahan mana yang dapat dilakukan dan mana yang harus dijauhkan.
Kenyataannya memang ada juga dosen dan mahasiswa yang terjebak karena keluh kesah yang diungkapkan menjadi bumerang untuk mereka sehingga bukan penyelesaian yang didapat tetapi menambah persoalan yang baru, oleh karena itu batasi cinta hanya antara dosen dengan mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Mendidik para mahasiswa dengan kasih sayang dan cinta insya Allah akan mendapatkan hasil yang baik. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita petik.
Penulis: Chairul Bariah, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Kebangsaan Indonesia, dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Bireuen-Aceh. [email protected]