HankamTerbaru

Unik! Polri Impor 5.932 Butir Peluru, Parade dan Defile di HUT TNI 2017 Kerahkan 5.932 Prajurit

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Parade dan defile Upacara Peringatan HUT TNI ke-72 berlangsung di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Provinsi Banten, Kamis (5/10) melibatkan sebanyak 5.932 personel TNI. Komposisi pasukan terdiri dari tiga angkatan dalam parade dan defile, satu Brigade Gabungan TNI berjumlah 809 satuan komando Brigif, dan tiga Komando Batalyon.

Menariknya, dalam para dan defile ini dibuka dengan penampilan drama kolosal yang mengisahkan perjuangan perang Jenderal Besar Sudirman saat bergerilya melawan Belanda pada pertengahan Desember 1948 di Yogyakarta. Tepatnya, saat Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta.

Jumlah prajurit TNI dalam parade dan defile ini terbilang unik. Seperti diwartakan media-media nasional, entah kebetulan atau tidak, angka 5.932 personel itu sama dengan jumlah butir peluru yang diimpor Polri dari Bulgaria Jumat (29/9) lalu bersamaan dengan 280 pucuk senjata api jenis Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter.

Seperti diketahui, sedikitnya 280 pucuk senjata jenis SAGL kaliber 40 x 46 mm dan 5.932 butir peluru tertahan di Bandara Soekarno Hatta. Amunisi sebanyak 5.932 itu diketahui dari tipe RLV-HEFJ (High Explosive Fragmentation Jump Grenade), jenis peluru yang memang selalu dibeli bersamaan dengan SAGL 40 mm. RLV-HEFJ adalah tipe peluru yang mampu memberikan tindakan efektif untuk menyerang musuh di daerah terbuka pada jarak 40 meter hingga 400 meter.

Baca Juga:  Panen Bunga Sedap Malam di Pasuruan, Khofifah Sebut Petani Milenial Jatim Tertinggi di Indonesia

Semua jenis peluru yang ditembakkan senjata pelontar granat sangat berbahaya. Jika ditemukan tidak meledak setelah ditembakkan, sebaiknya jangan didekati apalagi disentuh dan lebih aman melaporkannya ke pihak berwenang.

Baca juga: SAGL Impor, Polri: Senjata Ini Bukan Untuk Membunuh

Peluru tipe RLV-HEFJ inilah yang diimpor Polri dari Bulgaria diperuntukkan Korps Brimob. Namun belakangan, Polri membantah senjata api jenis SAGL 40mm berpelurukan RLV-HEFJ ini untuk membunuh. Polri menyebutnya hanya untuk keperluan membuat kejutan.

Yang jelas, saat ini seperti diwartakan senjata api dan peluru milik Polri tersebut sudah diamankan oleh Badan Intelijen Strategis TNI sembari menanti izin keluar. Sebab, SAGL dan peluru tipe RLV-HEF merupakan standar yang digunakan militer untuk pertempuran. Dan patut diingat kembali, Polri bukanlah unit kombatan karena tugas pokoknya ialah Kamtibnas dan mengayomi masyarakat. (ed)

(Editor: Eriec Dieda)

Related Posts

1 of 8