UGM Suplai Logistik Pakan Hewan Korban Bencana

Tim Posko Bersama mendistribusikan bantuan pakan ternak berupa konsentrat kepada para peternak korban bencana alam Gunung Agung, di Karangasem, Bali, Minggu (08/10/2017). Fapet UGM dan Tim Posko Bersama menyalurkan bantuan pakan ternak sebanyak 21 ton untuk memastikan ketersediaan pakan ternak para korban bencana Gunung Agung, Bali.. (Foto: Istimewa)

Tim Posko Bersama mendistribusikan bantuan pakan ternak berupa konsentrat kepada para peternak korban bencana alam Gunung Agung, di Karangasem, Bali, Minggu (08/10/2017). Fapet UGM dan Tim Posko Bersama menyalurkan bantuan pakan ternak sebanyak 21 ton untuk memastikan ketersediaan pakan ternak para korban bencana Gunung Agung, Bali.. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Tim Posko Bersama mengirimkan suplai logistik pakan bagi hewan para korban bencana alam Gunung Agung, Karangasem, Bali.

“Fapet UGM dan Tim Posko Bersama telah mensuplai logistik pakan bagi hewan para korban bencana alam Gunung Agung, di Bali,” ujar Kordinator Posko Bersama, Bambang Suwignyo seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (9/10/2017).

Bambang menjelaskan, berdasarkan informasi dari Satuan Tugas (Satgas) Peternakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga saat ini ada sekitar 4.678 ternak terevakuasi dari zone merah atau dibawah jarak 12 km dari target 20 ribu posko yang terdistribusi dalam 40 posko.

Ternak, kata dia, didominasi oleh sapi dengan jumlah sebanyak 4.053 ekor. Oleh karena itu, lanjutnya, pakan juga diperlukan agar para pemilik sapi tidak perlu kembali masuk ke zone merah untuk mencari pakan bagi ternaknya.

Bambang menjelaskan, jika para peternak kembali ke zona merah, maka akan sangat berisiko dan membahayakan keselamatan peternak. Itu sebab, upaya menjauhkan orang dan ternak dari bahaya erupsi Gunung Agung bisa sia-sia jika setelah evakuasi dan berada di pengungsian pada zona aman, namun masih ada peternak yang masuk zone merah karena alasan mencari pakan ternaknya.

“Kita semua tidak ada yang tahu, sampai kapan aktivitas rescue akan berlangsung, karena sangat tergantung pada status Gunung Agung. Karena itu, Posko Bersama siap membantu menyalurkan bantuan para dermawan untuk kemanusiaan di Bali,” jelas Bambang yang juga Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Fapet UGM itu.

Lebih jauh, Bambang menuturkan bahwa Posko Bersama Fapet UGM merupakan bentukan dan hasil kerjasama dengan ISPI, Gapuspindo, AINI, Persepsi, dan FPPTI. Tim Posko Bersama, ucap dia, telah bekerja sama hampir 10 hari dan bahu-membahu dengan berbagai elemen rescue Gunung Agung, seperti Satgas Ternak BNPB, dan yang lainnya.

“Kami juga bersinergi bersama perguruan tinggi setempat, seperti Universitas Udayana untuk bekerja bagi atas nama kepedulian dan kemanusiaan. Fokus kami ada pada penanganan ternak terdampak aktivitas Gunung Agung yang berstatus Awas,” papar Bambang lagi.

Ia menambahkan, Fapet UGM, Gapuspindo, ISPI dan PT Widodo Makmur melalui Posko Bersama telah melakukan dropping pakan berupa konsentrat, sejumlah 21 ton. Sedangkan Universitas Udayana, Bali melakukan dropping jerami padi pada Sabtu-Ahad (7- 8 Oktober 2017).

Serah terima dari relawan Posko Bersama diwakili Humaidi dan Surah, serta diterima oleh IKG Natakusuma sebagai Satgas Ternak BNPB.

“Pak Nata sangat sumringah dan menyampaikan apresiasi terimakasih atas support pakan dan kerjasama Posko Bersama selama ini. Untuk selanjutnya pakan tersebut akan didistribusikan oleh BNPB sesuai keperluan, karena mereka menerapkan satu pintu masuk dan keluar atas setiap bantuan,” tandasnya.

(Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews)

Exit mobile version