UEA Upgrade 80 Unit Jet Tempur F-16

Pesawat tempur F-16 Uni Emirat Arab (UEA) akan diupgrade Lockheed Martin. Foto: Omer Khalid/F-16 Net

Pesawat tempur F-16 Uni Emirat Arab (UEA) akan diupgrade Lockheed Martin. Foto: Omer Khalid/F-16 Net

NUSANTARANEWS.CO – Uni Emirat Arab dan produsen pesawat terkemuka Lockheed Martin sepakat memanfaatkan dana senilai 6 miliar dirham atau setara 1,63 miliar dolar AS untuk meng-upgrade 80 unit pesawat tempur F-16.

Hal itu dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Pertahanan UEA, Mayor Jenderal Abdullah Al Sayed Al Hashemi pada Minggu (12/11/2017).

Tak hanya itu, Mayor Jenderal Abdullah Al Sayed Al Hashemi juga mengkonfirmasi UEA menandatangani kesepakatan lainnya yakni 66 juta dirham untuk OTNA INC yang berbasis di Amerika Serikat untuk pengadaan amunisi Blu-109 (Bomb Live Unit) dan kesepakatan senilai 35 juta dirham dengan Thales Communications and Security SAS (TCFP.PA) untuk mengamankan komunikasi pertahanan.

Lebih lanjut, Angkatan Bersenjata UEA juga menyatakan ketertarikannya pada jet tempur generasi kelima F-35 milik Lockheed Martin. F-35 merupakan pesawat tempur yang memiliki kemampuan siluman dan konektivitas komputerisasi tingkat tinggi dalam teknologi jet tempur.

Jet tempur F-35 ini diketahui sudah dijual perusahaan AS itu ke sejumlah negara sekutu seperti Turki, Korea Selatan, Jepang dan Israel. Negara-negara Teluk juga sangat meminatinya tetapi masih belum terwujud. Namun, AS berencana menjualnya ke negara-negara Teluk untuk membantu Israel mempertahanan keunggulan militernya di kawasan Timur Tengah.

Perluasan pengadaan alutsista UEA kabarnya tak hanya berhenti sampai di F-35 tetapi juga telah menyusun rencana pembelian jet-jet tempur Sukhoi produk Rusia.

Demikian pun produk alutsista unggulan lainnya yang diproduksi European Eurofighter Typhoon dan Dassault Rafale Prancis.

UEA merasa perlu memperkuat kebutuhan militernya mengingat mereka diketahui bersama Arab Saudi tengah berperang melawan kelompok Houthi di Yaman, dan berancang-ancang dengan musuh bebuyutannya, Iran. (red)

Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews
Sumber: Reuters

Exit mobile version