HankamMancanegara

Pengiriman S-400 Rusia Ke Turki Dibayangi Oleh Sanksi AS

Pengiriman S-400 Rusia Ke Turki, Dibayangi Oleh Sanksi AS
Pengiriman S-400 Rusia Ke Turki dibayangi oleh sanksi AS berdasarkan Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act /Foto: AA.COM

NUSANTARANEWS.CO – Pengiriman S-400 Rusia ke Turki dibayangi oleh sanksi Amerika Serikat (AS). Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Sabtu bahwa AS tidak akan memberikan sanksi kepada Turki atas kesepakatan pembelian sistem rudal S-400 Rusia yang kontroversial, kata Erdogan dalam konferensi pers, setelah bertemu dengan presiden AS di sela-sela pertemuan puncak G20 di Osaka, Jepang.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengakui bahwa Washington telah memperlakukan Turki dengan cara yang tidak adil atas pertikaian pembelian sistem rudal S-400. Trump juga menyalahkan pendahulunya Barack Obama yang menyebabkan situasi tersebut.

Trump mengatakan, “Anda tidak bisa melakukan bisnis seperti itu. Turki telah menjadi teman kami dan kami telah melakukan hal-hal besar bersama, “kata Trump di sela-sela KTT G20 Osaka. “Anda tidak bisa memperlakukan orang seperti itu, seperti yang dilakukan pemerintahan Obama,” tambah Trump.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Ditanya apakah Washington akan “menampar” Ankara dengan sanksi karena membeli S-400 Rusia sebagaimana yang berulang kali dikoar-koarkan pejabat Gedung Putih? Trump mengatakan, “Kami sedang melihatnya.”

Seperti telah diberitakan, Rusia dan Turki telah menandatangani kontrak senilai US$ 2,5 miliar untuk pembelian sistem pertahanan rudal S-400 sebanyak empat set batalion ke Turki pada Desember 2017. Sementara AS sendiri berusaha menawarkan kembali kesepakatan rudal Patriot senilai US$ 3,5 miliar kepada Turki – namun Ankara belum menerima, karena persyaratan yang diajukan oleh AS tidak sebaik kesepakatannya dengan Rusia. Turki juga mengatakan bahwa mereka masih menginginkan sistem “Patriot” tetapi bukan sebagai pengganti S-400 Rusia yang pengirimannya diperkirakan akan dimulai pada bulan Juli mendatang.

Erdogan mengkonfirmasi kabar itu setelah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT G20, bahwa pengiriman S-400 akan berjalan sesuai rencana, dan menambahkan bahwa masalah transfer teknologi menjadi prioritas utama dalam kerja sama kami, ungkap Erdogan.

Baca Juga:  Tim Gabungan TNI dan KUPP Tahuna Gagalkan Penyelundupan Kosmetik Ilegal dari Filipina

Selain itu, Erdogan juga masih tetap mengharapkan AS dapat menjual F-35 ke Ankara meskipun Washington telah mengeluarkan ancaman untuk menghentikan pengiriman baru-baru ini. “Kami masih berharap pengiriman jet tempur tetap berjalan terus, kami telah mentransfer pembayaran,” kata Erdogan.

Turki telah menjadi negara mitra utama dalam program F-35 Lockheed Martin dan telah menginvestasikan lebih dari US$ 1,25 miliar ke dalam R&D untuk pesawat, dan menginginkan membeli hingga 120 pesawat jet tempur canggih tersebut.

Terkait masalah kesepakatan sistem rudal S-400, Erdogan mengatakan bahwa masalah itu telah “selesai” dan sepenuhnya telah ditutup,” dan menambahkan bahwa sanksi AS terhadap Turki atas pembelian sistem rudal Rusia “tidak terpikirkan”.

Erdogan bersikeras bahwa Turki dan Amerika Serikat adalah “mitra strategis”, ia mengatakan bahwa “tidak ada yang memiliki kekuatan untuk campur tangan dalam kedaulatan Turki”.

Sebelumnya Washington telah memperingatkan bahwa jika sistem rudal S-400 Rusia sampai dikirim ke Turki, maka negara itu akan menghadapi ancaman Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) – yang  melarang bisnis sektor pertahanan dan keamanan dengan negara Rusia.

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

Ankara berargumen bahwa alasan membeli S-400 Rusia adalah karena terkendala dengan pendahulunya Barack Obama yang gagal mengamankan kesepakatan untuk menjual “Patriot” kepada Turki, setelah Kongres memblokirnya saat itu. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,094