UEA Terlibat Perang di Yaman, Norwegia: Kami Hentikan Ekspor Senjata dan Amunisi

Tentara militer Norwegia (The Norwegian Armed Forces). Foto: Getty Images

Tentara militer Norwegia (The Norwegian Armed Forces). Foto: Getty Images

NUSANTARANEWS.CO – Arab Saudi tengah menjadi sorotan tajam dunia internasional setelah Riyadh memimpin perang di Yaman sejak 2015 silam. PBB bahkan menyebut, Arab Saudi memperagakan cara berperang yang tak berperikemanusiaan.

PBB tak segan menuding Arab Saudi dan pasukan koalisi yang didukung Amerika Serikat telah melakukan kejahatan perang di Yaman.

Bayangkan, laporan PBB menyebutkan aliansi Arab Saudi harus bertanggung jawab atas pembunuhan dan melukai sedikitnya 683 anak di Yaman pada tahun 2016 silam. Tak hanya itu, koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi harus bertanggung jawab dalam 38 kali serangan yang menghancurkan sekolah dan rumah sakit sepanjang tahun 2016.

Atas kejahatan itu, tak pelak PBB telah memasukkan dalam daftar hitam pelanggaran hak-hak anak yang dilakukan koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi di Yaman.

Isu kejahatan perang aliansi Arab Saudi di Yaman kini telah menjadi buah bibir masyarakat dan lembaga internasional. Sebagai bentuk kekecewaan terhadap koalisi Saudi, Norwegia dilaporkan telah menghentikan semua ekspor senjata dan amunisi ke Uni Emirat Arab (UEA). Seperti diketahui, UEA merupakan salah satu negara yang masuk dalam koalisi Arab Saudi selain Bahrain, Kuwait, Mesir, Yordania, Maroko dan Sudan. AS dan Pakistan diketahui menjadi pendukung utama.

Menteri Luar Negeri Norwegia mengatakan negaranya sangat khawatir jika ekspor senjata dan amunisi selama ini digunakan UEA untuk ikut memerangi Yaman. “(Kami) resah bahwa mereka pergunakan dalam perang di Yaman,” kata Menlu Norwegia dikutip World News Daily, Rabu (4/1/2018).

Awalnya, Arab Saudi membentuk koalisi yang juga melibatkan UEA pada tahun 2015 silam untuk memerangi kelompok Houthi. Kelompok ini sendiri belakangan diketahui didukung Iran untuk menghadapi aliansi Saudi tersebut. Namun setelah perang benar-benar meletus, aliansi Arab Saudi agak putus asa meladeni perlawanan Houthi yang diketahui kerap membalas serangan dengan menembakkan rudal balistik. Dahsayatnya lagi, Houthi tahun 2017 lalu sempat melepaskan sebuah rudal balistik dari Yaman yang menargetkan Riyadh, ibukota Arab Saudi yang berhasil dicegat di tengah jalan sebelum mencapai sasaran.

Keputusasaan aliansi Saudi meladeni kekuatan Houthi akhirnya pasukan koalisi menjadi brutal dengan membom berbagai tempat termasuk sekolah dan rumah sakit sehingga mengakibatkan banyaknya anak-anak dan warga sipil tewas.

Houthi sendiri diketahui menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman dan ibukotanya, Sanaa.

Namun, sejauh ini Norwegia belum menemukan barang bukti bahwa senjata dan amunisinya dipergunakan UEA untuk berperang di Yaman. “Hanya saja ada risiko besar terkait keterlibatan militer UEA di sana,” kata Kemenlu Norwegia.

Dikatakan, Norwegia ingin lebih ketat membuat keputusan terkait ekspor senjata dan amunisi. Sehingga, untuk sementara izin ekspor ke UEA dicabut dan tak ada kesepakatan untuk membuat perjanjian atau lisensi baru selama situasi perang belum berakhir di Yaman.

Sekadar tambahan, pada tahun 2016 lalu ekspor senjata dan amunisi Norwegia ke UEA meningkat menjadi 79 juta atau 9,7 juta dolar AS, naik sekitar 38 juta lebih dibandingkan tahun 2015. (red)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version