NUSANTARANEWS.CO – Trump ingin diplomasi, Inggris kirim pasukan elit. Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah dengan mengerahkan USS Abrahan Lincoln CSG (Carrier Strike Group), Rudal Patriot, Pembom B-52 serta jet tempur F-35. Belakangan LPD USS Arlington, kapal perang amfibi dari Unit Ekspedisi Marinir ke-22 diperintahkan menyusul untuk bergabung dengan USS Lincoln CSG di kawasan Timur Tengah.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton menyebut langkah-langkah AS ini sebagai “pesan yang jelas dan tidak salah untuk Teheran”. Pengerahan militer AS ke Teluk Persia diklaim sebagai upaya untuk menangkal ancaman dari Iran. Untuk itu, AS berencana mengirimkan sebanyak 120.000 terntara ke kawasan Timur Tengah.
Inggris pun tidak mau ketinggalan. Dikabarkan Pasukan Khususnya telah diterbangkan ke Timur Tengah sebagai bagian dari operasi kontingensi rahasia untuk melawan potensi serangan Iran terhadap jalur perdagangan di Selat Hormuz.
Anggota elit SBS dilaporkan telah bergabung dengan unit kapal tanker Inggris yang berlayar menuju Teluk Persia. SBS ditugaskan untuk memantau aktivitas militer Iran di sekitar Pulau Qesham, yang merupakan pangkalan kapal perang angkatan laut Iran.
Special Boat Service (SBS) adalah unit pasukan khusus elit Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Seperti mitranya yang lebih terkenal, SAS Angkatan Darat (Special Air Service), Kementerian Pertahanan tidak akan pernah membahas keberadaannya atau operasinya.
Personel SBS mendapat pelatihan khusus untuk berbagai operasi siluman yang dilakukan melalui air, termasuk anti-teroris. Moto unit: Not by strength, by guile.
Kementerian Pertahanan Inggris menolak memberikan tanggapan ketika dihubungi oleh The Sun Online, seorang juru bicara menyatakan mereka tidak pernah mengkonfirmasi tentang Pasukan Khusus.
Di Washington, beberapa pejabat senior AS, sebagaimana dikutip Washington Post, mengatakan bahwa Presiden Trump lebih memilih pendekatan diplomasi untuk menyelesaikan ketegangan yang terus meningkat dengan Iran.
Presiden Trump lebih menyukai pembicaraan langsung dengan Teheran sebagai jalan terbaik untuk menghindari perang – terutama untuk memenuhi janji kampanyenya agar AS menarik militernya dari perang di negara asing yang mahal.
Ketika diwawancara Fox News pada hari Minggu, Presiden Trump mengatakan bahwa satu-satunya hal yang ingin dia serbu adalah ekonomi. Dengan demikian tentu mengecilkan kemungkinan konflik dengan Iran.
Trump menegaskan bahwa dirinya tidak mencari perang dengan Iran, hal utama yang dia inginkan adalah “tidak membiarkan Iran memiliki senjata nuklir”.
“Saya bukan seseorang yang ingin berperang karena perang itu membunuh ekonomi, dan membunuh orang yang paling penting,” tambahnya.
Tapi jika Iran merespon dengan kekerasan, AS akan menanggapi dengan kekerasan pula. “Jika Iran ingin bertarung, itu akan menjadi akhir resmi Iran. Jangan pernah mengancam AS lagi! ”Tweet Trump pada hari Minggu. (Banyu)