Budaya / Seni

Teater dan Akustik IPNU-IPPNU Jepang Semarakkan Panggung Gebyar Muharram

Parade Gebyar Suro XVIII 1440 H, yang diadakan oleh Jamiyyah Manaqib Jawahirul Ma'ani, Desa Jepang Pakis, Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, Teater dan Akustik IPNU-IPPNU Jepang diundang secara khusus untuk isi panggung pentas seni, Jumat (14/9) malam. (Foto: Achmad Fakhruddin)
Parade Gebyar Suro XVIII 1440 H, yang diadakan oleh Jamiyyah Manaqib Jawahirul Ma’ani, Desa Jepang Pakis, Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, Teater dan Akustik IPNU-IPPNU Jepang diundang secara khusus untuk isi panggung pentas seni, Jumat (14/9) malam. (Foto: Achmad Fakhruddin)

NUSANTARANEWS.CO, Kudus – Dalam rangka parade Gebyar Suro XVIII 1440 H, yang diadakan oleh Jamiyyah Manaqib Jawahirul Ma’ani, Desa Jepang Pakis, Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, Teater dan Akustik IPNU-IPPNU Jepang diundang secara khusus untuk isi panggung pentas seni, Jumat (14/9) malam.

Muhammad Yarfa’, mengatakan kegiatan ini merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Jamiyyah Manaqib Jawahirul Ma’ani Desa Jepang Pakis yang dulu digagas oleh Almarhum KH Maslah, yang merupakan pimpinan dari jam’iyyah manaqib tersendiri, hingga sekarang masih dibudayakan.

Biasanya puncaknya adalah pengajian menyambut Tahun Baru Muharram, tapi tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, setelah pengajian diawal, baru ada stand bazzar dan panggung seni selama lima hari, berlangsung dari bakda asar hingga malam.

Yarfa’, begitu demisioner IPNU Jepang Pakis disapa, ia juga memberikan apresiasi dan respon yang begitu apik pada pementasan dari IPNU-IPPNU Jepang, baik teater maupun akustik pada malam hari ini. Mereka mampu berkarya dengan baik.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Diawali oleh Mimpi Akustik yang terlebih dulu menunjukkan performnya, dengan tiga buah lagu yang dibawakan begitu menarik perhatian para pengunjung, tak ayal, ratusan orang memadati depan panggung untuk melihat penampilan mereka.

Tak sebatas menghibur dengan akustik islami, Teater Gapura Langit-pun membius penonton dengan penampilan yang mereka suguhkan.

mengangkat Teater Komedi yang meliputi ‘hiruk pikuk dunia santri’, pertunjukan itu menceritaka bagaimana santri menerapkan hasil dari menimba ilmu di Pesantren, ceritanya, walaupun tergolong dari kalangan santri yang biasa, namun, dengan takdhimnya pada kiai, santri tersebut bermanfaat bagi masyarakat.

“Pertunjukan di desain dengan selingan komedi santri yang mengocak perut para penonton, memberikan hiburan yang menarik juga memberi pesan yang begitu baik kepada masyarakat,” terang lina, salah satu pengunjung.

Pewarta: Achmad Fakhrudin
Editor: Banyu Asqalani

Related Posts

1 of 3,147