NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pidato Ketua Fraksi NasDem DPR Victor Laiskodat di Nusa Tenggara Timur (NTT) jadi kontroversi. Wakil Ketua Umum partai Gerindra, Fadli Zon mengecam pidato tersebut.
“Pernyataan ketua Fraksi Partai NasDem dalam pidato di NTT telah masuk ranah SARA, juga fitnah yang kejam pada Gerindra. Provokasi bodoh dan murahan,” cuit Fadli di akun twitter @fadlizon yang dikutip, Jumat (4/7/2017).
Pidato Viktor di NTT itu menyebar dari grup-grup WhatsApp dan juga ramai disorot di media sosial. Dalam pidatonya, Viktor menyebut Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN sebagai parpol yang intoleran dan mendukung ideologi khilafah.
Jgn bodoh atau pura2 bodoh. Jelas tuduhan @NasDem soal "negara khilafah" sdh masuk SARA (suku, agama, ras, antargolongan). https://t.co/ikwiqHiRe7
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) August 4, 2017
Dalam pidatonya, Viktor menyebut partai-partai tersebut tak mendukung keberagaman. Dia meminta kepala daerah-kepada daerah yang diusung 4 parpol tersebut tak dipilih di pilkada.
“Kelompok-kelompok ekstrimis ini ada mau bikin satu negara lagi, mereka ingin mengganti negara dengan khilafah. Celakanya partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga,” ucap Viktor yang dikutip dari video tersebut.
Viktor lalu menyebut sejumlah partai yang berada di belakang ekstremis dan gerakan pro khilafah.
“Partai nomor satu Gerindra, partai nomor dua itu namanya Demokrat, partai nomor tiga itu PKS, partai nomor empat namanya PAN,” ungkap Viktor.
“Negara khilafah tidak boleh ada perbedaan semua harus salat. Saya tidak provokasi, tetapi orang Timur yang semua itu berarti tunggu nanti negara hilang kita bunuh pertama mereka, sebelum kita dibunuh (warga tertawa). Ingat dulu PKI 1965, mereka tidak berhasil, kita yang eksekusi mereka. Lu telepon lu punya ketua umum di sana, suruh jangan tolak-tolak itu Perppu yang melarang untuk.. Perppu Nomor 2 tahun 2017,” kata Viktor.
Protes dan kecaman datang tak hanya dari Gerindra. PAN, Demokrat dan PKS juga melayangkan protes keras. Bahkan mereka akan segera melaporkannya ke Bareskrim.
Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman
Baca: Berita-berita lain tentang kasus Victor Laiskodat, dan berita politik seputar Pilkada Serentak 2018.