NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Acara pembukaan Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Senin (16/5/2017), menyisakan kesedihan mendalam di mata para seniornya. Pasalnya, acara yang ditandai dengan penabuhan beduk oleh presiden Joko Widodo (Jokowi tersebut tanpa kehadiran Ketua Majelis Pembina Nasional (Mabinas) PMII Muhaimin Iskandar (cak Imin) di atas panggung.
Senior PMII Usman Sadikin menyayangkan Ketua Umum PB PMII Aminudin Ma’ruf (Amin) melupakan cak Imin saat prosesi penabuhan beduk oleh Jokowi di panggung acara. Seharusnya, kata dia, Amin memperlihatkan ketawadhuan moral santri dengan turun dari panggung mengajak cak Imin menemani Jokowi.
Simak: Tuding Palu Pusat Gerakan Radikal, Ketum PB PMII Didesak Minta Maaf
“Bahkan, saat pembukaan Cak Imin tidak dikasih sambutan dan tidak diajak naik panggung pas waktu Jokowi mukul beduk,” ujar mantan Sekjend PB PMII tahun 1997-2000 di Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Pria yang biasa dipanggil kak Anchu tersebut mengaku sedih pengabaian Amin terhadap cak Imin. Dalam pandangannya, mengajak cak Imin ke panggung merupakan sikap penghormatan terhadap orang lebih tua yang mesti ditonjolkan seorang santri.
“Sebagai kawan saya sedih. Apa lagi beliau ketua Mabinas,” ungkapnya. (Telaah: Zastrow Al Ngatawi Kritik Buruknya Komunikasi Ketum PB PMII )
Tidak hanya itu, Anchu juga menyayangkan Amin mengganti sesi sambutan bagi Sekjend pengurus Besar Ikatan Alumni PMII (PB IKAPMII) Hanif Dakhiri dengan Ketua Umum DPP Hanura Oesman Sapta. Dan yang paling menyedihkan, kata Anchu, pidato sambutan Amin tak sekalipun menyebut nama Menpora Imam Nahrowi.
Dijelaskan pria kelahiran Sulawesi tersebut, Imam Nahrowi merupakan orang yang paling berjasa dalam pembangunan kantor PB PMII. Ia heran, Amin melupakan nama Imam Nahrowi entah sengaja atau tidak.
Baca: Mengembalikan Ruh Nalar Kritik PMII
“Sungguh saya sebagai kawan sangat sedih melihat situasi ini. Cak Imam yang bangunkan kantor. Coba gimana, untung cak Imam orangnya sabar,” jelasnya.
Pewarta: Achmad Hatim
Editor: Achmad Sulaiman