NUSANTARANEWS.CO – Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri menegaskan bahwa ‘daya saing’ sebagai kata kunci dalam hubungan ekonomi antar negara saat ini telah melahirkan iklim ketenagakerjaan yang semakin kompetitif. Hal ini disampaikan saat Menaker memberikan sambutan pada Haul Alm. KH. Aqiel Siroj ke-27 dan Khotmil Qur’an ke-27 di Pondok Pesantren Khas Al-Jadid, Kempek, Cirebon, Sabtu (5/11) lalu.
“Oleh karenanya, seluruh lembaga pendidikan kemasyarakatan seperti Pesantren, harus mampu mempersiapkan sebaik mungkin alumninya agar mampu bersaing di era kompetisi,” tegas Menaker lebih lanjut, seperti dilansir naker.go.id, Senin (7/11)
Menurut Menteri Hanif, Pesantren juga perlu mendorong agar para santri memiliki daya saing dan alumni pesantren dapat bersaing di pasar kerja. Sebab, lanjutnya, peran lembaga pendidikan yang berbasis kemasyarakatan seperti pesantren sangat penting dalam upaya peningkatan daya saing masyarakat Indonesia.
“Hal ini tak lain karena pesantren adalah lembaga pendidikan yang lekat dengan masyarakat setempat. Selain itu, pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang memproyeksikan alumninya untuk kembali ke masyarakat,” kata Menaker.
Untuk itu, Menaker mencontohkan dalam hal daya saing tenaga kerja Indonesia yang masih kalah dengan negara lain. Berdasarkan data Sakernas BPS 2015, jumlah angkatan kerja Indonesia berada di kisaran angka 122 juta. Dari jumlah tersebut, 62 persennya berpendidikan menengah pertama ke bawah (SD-SMP).
“Hal ini membutuhkan kontribusi besar dari seluruah dunia pendidikan, termasuk pesantren. Agar daya saing masyarakat Indonesia dapat meningkat. Karena salah satu tatangan kerja kita adalah 60 persen didominasi SD-SMP. Dan tenaga kerja juga tantangan bagi pesantren,” terang Hanif.
Tidak hanya itu, Menaker pun menilai saat ini sudah banyak pesantren yang bertranformasi menjadi lembaga pendidikan yang menyiapkan alumnus siap kerja.
Untuk itu, Menaker berharap agar dunia pesantren terus mengembangkannya. Baik mempersiapkan alumninya untuk dapat masuk ke dunia kerja, maupun pembekalan kewirausahaan. “Dan hari ini sudah banyak santri-santri yang berkiprah dibanyak sektor. Mulai dari bisnis, pasar modal, dan lain-lain,” kata Hanif menandaskan. (kiana/red-02)