Berita UtamaEkonomiLintas NusaPolitikTerbaru

Silpa APBD Jatim 2020 Minus Rp 1 T, Dewan Jatim Sebut Tak Realistis

Silpa APBD Jatim 2020 Minus Rp 1 T, Dewan Jatim Sebut Tak Realistis
Silpa APBD Jatim 2020 minus Rp 1 T, Dewan Jatim sebut tak realistis/Foto: Anggota Pansus RPJMD Jatim Agustin Poliana.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Silpa APBD Jatim 2020 minus Rp 1 T, Dewan Jatim sebut tak realistis. Anggota Pansus RPJMD Jatim Agustin Poliana mengatakan pihaknya menemukan adanya SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) di APBD Jatim 2020 sebesar Rp 3,7 T.

“Dari Rp 3,7 T tersebut, sudah terpakai Rp 1,8 T. Saat rapat pansus RPJMD dengan Bappeda dan bapenda, ternyata ada pengeluaran pembiayaan sekitar Rp 2 T.  Setelah dihitung kembali ternyata ada minus Rp 1 T,” jelasnya saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (9/8).

Saat PAK (Penetapan Angka Kredit), kata mantan anggota DPRD kota Surabaya ini, ditarget ada penambahan anggaran Rp 600 M lebih. “Dari penambahan tersebut diharapkan bisa menutup kekurangan silpa tersebut,” lanjut politisi PDIP ini.

Dibeberkan oleh wanita yang akrab dipanggil Titin ini, bagi DPRD Jatim hal tersebut tidak realistis, karena saat penghitungan silpa tak pernah dilibatkan keperuntukannya.

Baca Juga:  Marli Kamis Serahkan Formulir Bakal Calon Bupati Nunukan Ke Partai Demokrat

”Seharusnya legislatif diberitahu untuk apa saja anggaran tersebut sampai minus. Harusnya sesuai aturan, setiap pembelanjaan hingga intensif penarikan pajak harus dikonsultasikan dulu dengan pihak DPRD Jatim diberi persetujuan,” jelasnya.

Dewan sendiri, kata Agustin, menargetkan di perubahan RPJMD ada kenaikan signifikan terkait perubahan RPJMD 2019-2024. ”Artinya yang kemarin targetnya 5,5 persen, ternyata hanya naik 3,5 persen dari tahun ke tahun. Kalau tiap tahun naiknya kecil tersebut, harus dicari potensinya apa saja yang menjadi penyebabnya,” jelasnya.

Diungkapkan Agustin, kita tidak bisa menyalahkan Covid-19 terus menerus sebagai alasan  tidak bisa menggali kenaikan tersebut. “Kita tujuannya memberdayakan perekonomian masyarakat. Kita tidak bicara pariwisata, tetapi UMKM yang dibina agar tetap hidup,” jelasnya.(setya)

Related Posts

1 of 3,049