Berita UtamaFeatured

Silent Talker: Mesin Detektor Anti Kebohongan

NUSANTARANEWS.CO – Ahli kimia Dr James O’Shea, pada tahun 1976, telah membangun sebuah perangkat detektor anti kebohongan yang disebut ‘Silent Talker’ yang dipercaya dapat membantu memperbaiki investigasi kriminal.

Padahal penggunaan mesin tes pendeteksi kebohongan sampai saat ini belum bisa diterima oleh semua pengadilan sebagai barang bukti.

Meski begitu, Dr O’Shea percaya bahwa Silent Talker dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam membantu penegak hukum untuk memfokuskan penyelidikan mereka.

The Silent Talker terdiri dari kamera video digital yang terhubung ke computer yang kemudian menjalankan serangkaian program yang disebut jaringan syaraf tiruan. Ini adalah model komputasi yang mengambil desain mereka dari sistem saraf pusat hewan, bertindak seperti otak otonom ‘untuk perangkat.

Pemrograman komputer di otak buatan adalah sejenis kecerdasan buatan yang disebut mesin belajar. Dengan demikian hal Ini memungkinkan Silent Talker belajar mengenali pola dalam data sehingga dapat terus beradaptasi dan memprogram ulang dirinya sendiri selama wawancara.

Baca Juga:  Harga Beras Meroket, Inilah Yang Harus Dilakukan Jawa Timur

Sehingga memungkinkan Silent Talker untuk membangun keseluruhan profil subjek untuk mengidentifikasi kapan seseorang berbohong atau mengatakan yang sebenarnya.

Tapi bagaimana cara mengetahui kapan seseorang berbohong? Penemu perangkat mengklaim itu tertulis di seluruh wajah Anda. Kamera mencatat subjek dalam sebuah wawancara dan otak buatan mengidentifikasi gerakan mikro non-verbal di wajah orang-orang. Ini adalah tanggapan tak sadar yang diminta oleh Silent Talker untuk menentukan apakah orang yang diwawancarai berbohong.

Misalnya gerakan-gerakan mikro yang mencakup tanda-tanda stres, ketegangan mental dan apa yang oleh psikolog disebut ‘kesenangan membodohi’ (duping delight). Ini mengacu pada senyuman yang tidak disadari. Menurut Dr O’Shea hal ini merupakan semacam “pemberitahuan” yang sangat halus dan sangat sulit bagi orang yang diwawancarai untuk mengontrolnya.

Meskipun telah menggunakan teknik komputasi terbaru, Dr O’Shea mengatakan bahwa Silent Talker tidak sempurna. Dalam tes untuk mengklasifikasikan gerak-gerak mikro sebagai menipu atau tidak menipu tingkat akurasi hanya mencapai 87 persen.

Baca Juga:  Bocor! PWI Pusat Minta Ilham Bintang dan Timbo Siahaan Diberikan Peringatan Keras

Apakah silent talker dapat mendeteksi seorang pelaku bom bunuh diri yang mendekati pos pemeriksaan militer sehingga dapat dieleminasi sebelum meledakkan targetnya? Tidak!, Jawab Dr. O’Shea dan rekan-rekannya.

“Dalam pengertian etis, keputusan seperti itu tidak boleh dilakukan oleh mesin,” kata Dr O’Shea. (Aya)

 

Related Posts

No Content Available
  • slot raffi ahmad
  • slot gacor 4d
  • sbobet88
  • robopragma
  • slot gacor malam ini
  • slot thailand