Sikap PMII atas Wacana Kebijakan Full Day School

Wasekjend bidang Advokasi Publik PB PMII, Athik Hidayatul Ummah/Foto Istimewa

Wasekjend bidang Advokasi Publik PB PMII, Athik Hidayatul Ummah/Foto Istimewa

NUSANTARANEWS.CO – Wacana kebijakan full day school atau kegiatan sehari penuh di sekolah untuk pendidikan dasar menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Urgensi kebijakan ini dipertanyakan oleh sebagian masyarakat, termasuk Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII)

“Kebijakan full day school yang sempat diwacanakan oleh Mendikbud dan kemudian dibatalkan sangat disayangkan. Ini wacana digulirkan tanpa konsep yang jelas. Jadi bikin gaduh dunia pendidikan saja,” ujar wasekjend bidang Advokasi Publik PB PMII, Athik Hidayatul Ummah, di Jakarta (10/8).

Athik mengungkapkan, berbagai macam masalah pendidikan masih sering muncul, seakan tak ada habisnya. Seorang menteri adalah pemegang kebijakan yang harusnya mempunyai konsep pendidikan yang jelas dan terukur dalam mengembangkan kualitas pendidikan.

(Baca : Wacana Full Day School, DPR: Ide Ini Prematur)

“Sangat disayangkan ketika ganti menteri ganti kebijakan. Padahal masih banyak kebijakan sebelumnya yang belum optimal. Jika kebijakan yang dibuat tanpa kajian yang mendalam, banyak yang akan dirugikan,” tegas magister pendidikan ini.

Hal terpenting yang harus dilakukan, lanjut Athik, Kementerian Pendidikan harus melakukan pembenahan sistem dan kurikulum pendidikan khas Indonesia yang mampu menjawab tantangan zaman dan tidak menafikan pendidikan karakter sebagai pondasi penting dalam pendidikan.

“Pak menteri, jangan buat gaduh pasca kurikulum yang suka diganti-ganti ini. Lebih baik fokus pada pembenahan kurikulum dan pendidikan informal di masyarakat dan keluarga” pungkasnya. (AN/Red-02)

Baca juga:

Wacanakan Full Day School, Menteri Muhadjir Effendy Genit
DPR Setuju Full Day School
Mendikbud Mencoba Bunuh Kemampuan Anak Sekolah
Mendikbud Dinilai Gagal Memahami Kesenjangan Besar Antara Daerah di Indonesia
Anang Hermansyah Sebut Menteri Muhadjir Tak Paham Demografi Pendidikan Indonesia

Exit mobile version