Budaya / SeniPuisi

Setiap Makian Baginya Penebus Dosa Dosa

Puisi Nuriman N. Bayan

SETIAP MAKIAN BAGINYA PENEBUS DOSA DOSA

 

Jahanam, kata yang selalu menekan

ketika ada yang membangkang

ia sudah tua, benar-benar tua

ketika bicara sangat sering

mengutip penggalan khotbah.

 

ketika khatib sedang naik di atas mimbar

janganlah di antara kalian berkata-kata

barang siapa berkata-kata. maka ia membatalkan

barang siapa membatalkan

maka tidak ada keuntungan baginya

olehnya itu, diamlah kamu.

dengarlah kamu. serta turutlah kamu.

 

dan ia selalu menutup

semoga kebodohan selalu menghampiri

ketika hati ingin bicara

ini bukan ruang curhat. ini ruang regulasi

kata kata melompat dari mulutnya

sangat deras. sungguh deras.

 

Ketika regulasi melesat dari mulut seseorang

ia kembali berpuisi. kesedihan lama kembali berulang

kasihan saya sudah membimbing kalian

ia kembali menjilat banjir dari mulutnya

dan tangannya kembali menekan saku

sekadar memastikan warna merah kesukaan

apa masih tebal atau sudah menipis.

 

Penyamun selalu punya cara

barangkali lebih licin dari belut

hati kembali berbisik secara diam-diam

sangat diam-diam.

setiap makian baginya, penebus dosa-dosa.

 

Ternate, 04 Januari 2018.

 

SEDANG PADA JANJI KAU TAK PERNAH SUNGGUH

 

Sedang pada janji kau tak pernah sungguh

lalu untuk apa datang lagi?

bukannya ia bagimu hanya pemanis bahasa

agar aku bisa tunduk pada cita-cita besarmu

sebab setelah engkau aku percaya

kau pergi seperti angin. dan harapanku ringkih

berguguran seperti buah cengkeh di musim penghujan.

 

Jika dengan janji kau tak pernah sungguh

maka jangan pernah datang lagi

sebab aku memang daun

tapi bukan untuk angin sepertimu.

 

Ternate, 06 Januari 2018.

Nuriman N. Bayan atau lebih dikenal dengan Abi N.Bayan. Berdomisil di Ternate Utara. Karyanya dipublikasikan dalam media daring dan tergabung dalam antologi : Kita Halmahera, Kitab Puisi Penyair Maluku Utara, Embun-embun Puisi, Langit Senja Jatigede, Mengunyah Geram, Seratus Puisi Melawan Korpusi, Bait Kisah Di musim Hujan, Rumah Seribu Jendela. Pernah terbit di Majalah Mutiara Banten Edisi –52 dan Majalah Simalaba edisi 1-2.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 120