NUSANTARANEWS.CO, Amerika Serikat (AS) – Dalam sebuah pidato baru-baru ini, Elizabeth Ann Warren telah mengecam peningkatan merger perusahaan-perusahaan besar di dunia sehingga menjadi raksasa yang mendominasi pasar dunia. Warren juga melihat bahwa perusahaan-perusahaan raksasa tersebut dalam mengejar tujuannya juga menginvestasikan sebagian keuntungannya untuk melobi dan membiayai kampanye politik.
Elizabeth Ann Warren adalah seorang akademisi dan politikus asal Amerika Serikat. Dia adalah anggota Partai Demokrat, dan Senator Amerika Serikat (AS) dari Massachusetts.
Pada bulan September 2016, raksasa agribisnis AS Monsanto dan raksasa kimia Jerman, Bayer menyepakati merger senilai US$ 66 miliar – yang membuka jalan bagi perusahaan itu untuk menguasai pangsa pasar benih dan pestisida dunia.
Baca: Bayer Akuisisi Monsato Dengan Nilai Rp 871 Trilyun
Dengan langkah akusisi ini, Bayer dapat menggabungkan bisnis teknologi tanaman miliknya dengan bisnis bibit yang dimiliki Monsanto. Merger ini akan menjadikan Bayer-Monsanto sebagai pemain agrokimia terbesar di dunia yang bisa menopang sepertiga kehidupan penduduk dunia pada dua dekade mendatang.
Terkait sektor agribisnis, Warren mencatat bahwa merger serupa juga dilakukan oleh Dow dan DuPont yang menjadikan perusahaan ini lebih besar dari Mosanto sebelum merger. Termasuk pengambilalihan raksasa pestisida Swiss, Syngenta oleh ChemChina.
Dengan adanya merger-merger perusahaan raksasa di bidang agrobisnis ini, Waren mengatakan bahwa ketiga raksasa inilah yang nanti akan mendominasi dunia – dan mengatur cara kerja petani di seluruh muka bumi. Dorongan agresif perusahaan-perusahaan ini ke “pertanian presisi” yakni: mengambil data lapangan petani dan memberi mereka saran (paksa) tentang apa yang harus ditanam dan disemprotkan — semua hal itu hanya akan menambah kekuatan mereka.
Warren tidak bisa menghentikan Presiden Trump untuk menyetujui merger Bayer-Monsanto. Namun Warren ingin memastikan bahwa semua orang sadar dan mengerti konsekuensinyanya.
Sebagai informasi, sebelum memasuki abad 21, ada lebih dari 600 perusahaan benih independen kecil di dunia, dan kebanyakan di antaranya adalah industri milik keluarga. Pada tahun 2009, hanya tersisa sekitar 100 perusahaan yang selamat, dan harga benih kelambung lebih dari dua kali lipat. (Aya)