Secara Politis dan Sosiologis, Ini Hubungan Reuni Akbar 212 dengan Pilpres 2019

Umat Islam dalam aksi 212. (Foto: Istimewa)
Umat Islam dalam aksi 212. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Majelis Syuro DPP FPI & Alumni 212, KH. DR. Tb. Abdurrahman Anwar menjelaskan, lahirnya Poros 212 tidak lepas dari niat yang sama, cita-cita yang sama, orientasi yang sama serta spirit yang sama, yakni Bela Islam, Bela Bangsa dan Bela Negara. Penjelasan ini menyusul agenda reuni akbar 212 yang yang rencananya digelar di Monas pada 2 Desember 2018 nanti.

Kenapa Islam harus dibela, kata Abduraahmah Anwar, karena Islam adalah salah satu Agama yang dianut, dipercayai dan diyakini oleh Penduduk Indonesia yang menjadi Mayoritas Bangsa ini. “Jadi tidak boleh ada orang, apapun statusnya, sukunya dan golongan manapun yang menistakan ajaran Islam di Dunia ini termasuk di Indonesia,” hemat Abdurrahman dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (29/11/2018).

Baca Juga:

Jika ada perorangan atau kelompok tertentu yang menodai atau menistakan Islam, tegas dia, maka Umat Islam akan membelanya, bangkit mengadakan perlawanan dengan segala daya upaya untuk menjaga harkat dan martabat Islam dan Umat Islam, termasuk mengorbankan darah dan nyawanya demi membela Islam yang dicintainya.

Terkait bela Bangsa dan Negara, menurut Abdurrahman, bangsa dan Negara ini didirikan, diperjuangkan, dimerdekakan dan dibangun oleh Umat Islam. “Karena yang mendirikan Negara dan Bangsa Indonesia adalah Umat Islam maka yang harus menjaga, memelihara dan membela Negeri ini adalah Umat Islam,” ujarnya.

Jadi, lanjutnya, tidak boleh ada kelompok dan golongan tertentu baik Asing, Aseng, Asong dan pribumi yang coba coba merusak Bangsa dan Negara ini, maka Umat Islam akan bangkit membela tanah airnya sampai tetes darah penghabisan. “Itulah poros 212 diadakan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan dari Bangsa ini,” terangnya.

Tidak hanya itu, Abdurrahman juga memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, seperti apa kaitan Reuni akbar 212 dengan Pilpres 2019? Secara historis, urai dia, antara 212 dengan Pilpres 2019 tidak ada hubungannya.

“Tetapi secara Politis dan Sosiologis ada hubungannya yakni Umat Islam dan warga Bangsa ini menghendaki Pemimpin Negara ini lebih baik, Adil, dan tidak sewenang wenang sehingga kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara lebih harmonis,” jelasnya.

Dengan demikian, kata Abdurrahman lebih lanjut, secara faktual ada spirit yang tepat, momentumnya yaitu Reuni 212 sebagai gerakan moral keagamaan bertepatan dengan pilpres 2019 yang kebetulan Capres-Cawapres Prabowo-Sandi mau mengakomodir kepentingan Umat Islam dengan menandatangani 17 fakta integritas.

“Maka Suara umat akan diberikan kepada pasangan Calon nomor urut 2 yakni Prabowo-Sandi,” tegas Abdurrahman tanpa tedeng aling-aling.

Simak:

“Umat menyimpan harapan kepada Pasangan calon Prabowo Sandi agar bangsa ini kedepannya menjadi lebih baik, tidak ada lagi Intervensi Asing, Aseng dan Asong, agar tidak ada lagi kriminalisasi atas Ulama dan tidak ada lagi penistaan dan penodaan terhadap ajaran Agama,” imbuhnya sekaligus mengakhiri.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Exit mobile version