Kolom

Sebuah Pledoi atas Isu Miring Palaksanaan PBAK UIN Yogyakarta 2018

PBAK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018. (FOTO: Dok. uin-suka.ac.id)
PBAK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018. (FOTO: Dok. uin-suka.ac.id)

Oleh: Anna Zakiah Derajat*

NUSANTARANEWS.CO – Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) mengawali kegiatan perkuliahan tahun akademik 2018/2019. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 27 s.d 29 Agustus 2018 lalu dengan tema “Membangun Karakter dan Integritas Mahasiswa yang Religius, Intelek dan Nasionalis”.

Semua elemen yang berkontribusi dalam PBAK memiliki tujuan menanamkan nilai-nilai spiritualitas dan memberikan pemahaman tentang Islam Nusantara kepada seluruh mahasiswa baru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Prof. Yudian Wahyudi mengyampaikan, mahasiswa harus menghargai bagaimana orang-orang terdahulu memperjuangkan bangsa ini untuk merdeka. Sengan begitu, sepatutnya sebagai mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta harus mampu mengintegrasikan ilmu umum dan agama sehingga melahirkan keselarasan dan dapat dijadikan tonggak perkembangan keilmuan.

Untuk mencapai semua yang diinginkan terkait pembentukan pribadi mahasiswa baru, tidak luput dari kerja keras para petinggi Universitas juga jajaran kepanitian PBAK. Jika ada pihak mengatakan fungsi panitia tidak penting, itu keliru. Sebab, adanya kepanitiaan PBAK baik di tingkat Universitas maupun Fakultas, sangat berperan penting dalam suksesnya kegiatan. Kerja sama yang baik antara dosen dan mahasiswa turut mempengaruhi bagaimana kelancaran acara ini berlangsung.

Baca Juga:  Runtuhnya Realitas di Era Budaya Pop

Jika ditilik seksama, dari tahun ke tahun PBAK jadi sorotan pertama dalam pengawalan kegiatan perkuliahan di beberapa kampus, khususnya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Entah apa yang salah sehingga selalu menjadi isu kurang sedap setiap tahunnya. Beberapa pihak menganggap pelaksanaan PBAK kurang maksimal, hanya wadah pemanfaatan suatu kelompok tertentu. Padahal, kepanitiaan PBAK terdiri dari berbagai macam kelompok dengan watak yang berbeda.

Isu tahun ini persis seperti tahun 2017 lalu, yang mana dikatakan pada pelaksanaan PBAK terjadi pemungutan liar dan lain sebagainya. Jika kita teliti bersama, kebutuhan mahasiswa baru terkait atribut dan tetek bengeknya menjadi hal wajar ketika kampus akan melaksanakan masa orientasinya. Kebutuhan setiap mahasiswa sebenarnya bukan hal yang harus dipikirkan panitia. Jika panitia memberikan suatu ketentuan otomatis mereka sudah memikirkan hal apa saja yang akan terjadi setelah ketentuan itu ditetapkan.

Di sini sikap bijak mahasiswa baru secara tidak langsung sudah dilatih dengan adanya ketentuan yang harus dipenuhi tanpa mengeluarkan banyak uang. Ini perlu digarisbawahi, ketika mahasiswa baru memilih membeli perlengkapannya sendiri sesuai kebutuhan mereka masing-masing, panitia pun tidak melarang, karena itu hak mereka.

Baca Juga:  Fenomena “Post Truth" di Pilkada Serentak 2024

Mari lihat segala sesuatu dari berbagai sisi dengan data-data kongkrit laiknya mahasiswa kritis. Kita dapat menelaah berbagai kasus yang secara berkelanjutan selalu ada setiap tahun. Mahasiswa kritis seharusnya dapat memilah berbagai macam informasi yang nantinya dapat dijadikan bahan rujukan berdiskusi. Pada dasarnya, tidak ada yang dapat mengatakan si A atau B bersalah tanpa memiliki bukti yang secara jelas nampak; namun dalam hal ini seharusnya kita sebagai mahasiswa mampu menyaring dengan baik dan menghargai satu sama lain atas apa yang telah diperjuangkan panitia PBAK baik dari jajaran dosen maupun mahasiswa untuk menyukseskan kegiatan ini.

 

*Anna Zakiah Derajat, mahasiwi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia pernah menjuarai beberapa lomba menulis puisi diantaranya juara 2 Festival Pujangga Nasional, Juara 3 Festival Literasi Uhamka, Juara 1 Festival Literasi Penerbit Gradasi, kontributor penulis nasional di  Penerbit Aksara Media, kontributor penulis nasional di FAM-Indonesia, kontributor di Geotimes. Tulisannya yang lain diterbitkan di Jangkar Nusantara, Nusantara News. Juara 2 lomba menulis esai se-JATENG, beberapa puisinya telah dimuat baik media online maupun cetak, Buku antologi Puisi pertamanya, “Anzilny”.

Related Posts

1 of 3,144