Sastrawan Yogyakarta Siap Melintas Ruang Kemanusiaan di Mimbar Pertunjukan Sastra

Salah Satu penampilan pada Pertunjukan Mimbar Sastra 2016. Foto: Dok. Panitia/Istimewa

Salah Satu penampilan pada Pertunjukan Mimbar Sastra 2016. Foto: Dok. Panitia/Istimewa

NusantaraNews.co, Banten – Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggelar Mimbar Pertunjukan Sastra untuk yang kedua. Pertunjukan yang dilakoni oleh para sastrawan lintas generasi dan lintas daerah ini merupakan hajat sastrawan yang kedua. Tahun sebelumnya, Mimbar Sastra digelar pada 17 September 2016.

Ketua Pelaksana Kegiatan Mimbar Pertunjukan Sastra 2017, Harmono, menyampaikan bahwa, Mimbar Pertunjukan Sastra 2017 merupakan bentuk apresiasi terhadap nilai luhur yang terkandung dalam khazanah sastra. “Sastra dalam hal ini adalah sastra dalam artian luas, baik sastra Indonesia modern (termasuk sastra dunia) dan sastra daerah (nusantara),” terang Harmono dalam pernyataan tertulis yang diterima Redaksi NusantaraNews, Selasa, 12 September 2017.

Kegiatan Mimbar Pertunjukan Sastra 2017 ini, kata Harmono, penting dilaksanakan. Mengingat, lanjutnya, sastra sebagai sebuah dunia reflektif, sebagai sebuah sarana untuk memanusiakan manusia telah hadir di Nusantara sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia.

“Dalam karya tersebut tersimpan kearifan yang menjadi penuntun tata nilai di masyarakat. Baik sastra dunia, sastra Indonesia, maupun sastra nusantara merupakan sebuah cermin yang berfungsi untuk mengingatkan kembali bagaimana sebaiknya kita mengarungi samudera kehidupan ini,” imbuh Penyair yang populer dengan nama S Arimba itu.

Merujuk pada dasar pikiran di atas, tambah S Arimba, Mimbar Pertunjukan Sastra 2017 ini mengangkat tema besar “Melintas Rruang Kemanusiaan: Sastra Dunia, Sastra Indonesia, Sastra Nusantara”. Tema besar, terang Arimba, meskipun sastra berasal dari berbagai wilayah yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama yaitu memanusiakan manusia dan dapat hadir dalam satu ruang-waktu yang sama yaitu dalam panggung Mimbar Pertujukan Sastra 2017.

“Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kebudayaan, sebagai daerah yang istimewa menjadi jembatan penghubung tempat bertemunya ide tersebut. Mempertemukan keanekaragaman sastra dalam harmoni seni dan budaya. Begitulah istimewanya Yogyakarta, tidak dalam artefak atau fisik, namun dalam diri manusianya, dalam ide dan semangatnya. Maka manusia yang berbudaya sesungguhnya adalah manusia yang bersastra,” sambung salah satu pengelola Studio Pertunjukan Sastra (SPS) Yogyakarta itu.

Baca: Bangkitnya Spirit Local Wisdom di Mimbar Pertunjukan Sastra Nusantara

Lebih lanjut Ketua I Himpunan Sastrawan dan Komunitas Sastra DIY ini menuturkan bahwa, tahun lalu Mimbar Pertunjukan Sastra ke-1 menampilkan pertunjukan sastra lima kelompok dari lima provinsi yaitu Daerah Khusus Aceh, Papua Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan DIY. Pada tahun sebelumnya penampil berasal dari asrama-asrama yang ada di DIY.

“Pada tahun ini Mimbar Pertunjukan Sastra menampilkan konsep yang sedikit berbeda. Pada tahun ini ada tiga group yang akan menyajikan sastra manca yaitu Regenboegen Sastra Jerman UNY, Savanna Sastra Inggris UMY, dan kelompok mahasiswa Cina Sasindo UAD. Dari Indonesia akan menampilkan Kamasutra sastra Jawa UGM. Bentuk pertunjukannya yang ditampilkan group tersebut akan bermacam-macam, ada yang berbentuk dramatisasi, musik puisi, da nada pula yang menampilkan operet,” ungkap penyair yang penulis skenario film itu.

Selain group, sambungnya, ada juga penampilan individu dari penyair-penyair yang tinggal di Yogyakarta. Para penyair tersebut yang berasal dari berbagai daerah akan membacakan karyanya dalam bahasa daerahnya masing-masing. Beberapa penyair yang akan membacakan karyanya adalah Iman Budhi Santosa yang akan membacakan karyanya dalam Bahasa Jawa dan Indonesia, Hamdy Salad akan membacakan syair-syair berbahasa Arab, Indrian Koto yang akan membaca puisi berbahas Padang dan Indonesia, Mira Antigone yang akan membaca puisi berbahasa Bali, Bustan Basir Maras dari Mandar yang akan membaca puisi berbahasa Mandar, dan beberapa penyair lain yang akan membacakan karyanya dalam berbagai bahasa. Seperti Yopi Setia Umbara (Sunda), Dimas Indiana Senja (Bumiayu), Shohifur Ridho Ilahi (Madura), dan Iqbal H. Saputra (Belitung).

Sekadar diketahui, ltambahnya, Mimbar Pertunjukan Sastra ke-2 tahun ini dikerjasamakan dengan RRI Yogyakarta dan akan dilaksanakan di kompleks RRI Yogyakarta (halaman RRI Pro 2) di jalan Affandi, Demangan Yogyakarta, Jumat malam, 15 September 2017, pukul 19:00. Kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian perayaan hari radio ke 72. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam acara Mimbar Pertunjukan Sastra 2017 juga akan ada sesi baca puisi penyair radio.

“Selain itu juga akan ada testimoni mengenai kegiatan Komunitas Puisi Pro RRI Pro 2 Yogyakarta. Dengan menggandeng RRI Yogyakarta, selain untuk mencapai publik penonton yang lebih luas, Mimbar Pertunjukan Sastra 2017 juga dapat menjadi ajang silaturrahmi untuk mempertemukan berbagai komunitas sastra,” tutup Harmono.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version