NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rusia dan Iran berencana menggelar latihan Angkatan Laut bersama tahun ini untuk mengirim pesan kepada dunia internasional pasca insiden di Teluk Persia dan Selat Hormuz.
Demikian laporan TASS dikutip AFP dari Kantor Berita Fars, Senin (5/8/2019).
Latihan Angkatan Laut Rusia dan Iran dikatakan bukan sekadar hanya unjuk kekuatan melainkan sebuah upaya manuver propaganda barat di dua kawasan tersebut pasca insiden saling cegat kapal tanker minyak, Stena Impero berbendera Inggris pada 19 Juli lalu di Selat Hormuz dan kapal tanker minyak pada 4 Agustus di Teluk Persia.
Dalam laporannya, Iran menyita tanker minyak asing di Teluk Persia karena diduga menyelundupkan bahan bakar ke sejumlah negara Arab. Kapal tanker yang membawa 700.000 liter bahan bakar tersebut ternyata milik Irak.
Sementara, kapal tanker minyak Stena Imperno disita Iran karena diduga melanggar aturan internasional. Demikian penjelasan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
Penyitaan kapal Stena Imperno di Teluk Persia sempat membuat ketegangan barat dan Iran. Namun, Iran menyebut situasi di Teluk Persia sebenarnya sudah tenang akan tetapi AS dan Inggris dituding Iran berusaha merebut kawasan tersebut dengan menyebarkan propaganda terus menerus.
“Amerika dan Inggris dengan kebohongan dan gertakan berusaha membuat situasi (Teluk Persia) seolah tampak tidak aman. Padahal, situasi sebenarnya sudah sangat tenang,” kata Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Hossein Khanzadi.
Iran berupaya keras menepis opini dan propaganda AS dan Inggris terkait situasi di Teluk Persia. Salah satunya yang ditempuh ialah menjalin komunikasi dengan Rusia di mana Khanzadi berkunjung ke Rusia. Kunjungan tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan untuk menggelar latihan Angkatan Laut kedua negara yang kemungkinan akan digelar di bagian utara Samudra Hindia, termasuk di Selat Hormuz.
Namun begitu, belum ada keterangan pasti di mana latihan bersama tersebut akan digelar, termasuk kapan waktunya. Tapi, Iran memastikan tahun ini rencana itu bakal dilaksanakan. (eda/ts)
Editor: Eriec Dieda
