Politik

Rumah Gerakan 98 Tuduh Gerindra di Balik Aksi Relawan #2019GantiPresiden di Car Free Day

Rumah Gerakan 98 Tuduh Gerindra di Balik Aksi #2019GantiPresiden di Car Free Day
Tagar atau Hastag #2019GantiPresiden tengah populer di Indonesia menjelang Pemilu 2019. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Aktivis Rumah Gerakan 98 John Irvan mengendus Partai Gerindra di balik relawan #2019GantiPresiden yang dinilanya melakukan aksi intimidasi terhadap masyarakat yang mengenakan kaos bertuliskan #DiaSibukKerja saat event Car Free Day, Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (29/4). Irvan pun mengatakan pihaknya akan melaporkan relawan #2019GantiPresiden ke Polda Metro Jaya.

“Lihat saja pernyataan Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik yang permisif terhadap aksi intimidasi tersebut. Ini menunjukkan aksi provokatif #GantiPresiden2019 terhadap seorang ibu yang tengah bersama anaknya, adalah sistematik untuk membuat keresahan di masyarakat,” kata Irvan melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta, Senin (30/4/2018).

Kata Irvan, Rumah Gerakan 98 akan melaporkan panitia penyelenggaraan kegiatan tersebut ke Polda Metro Jaya sebagai pelajaran bagi masyarakat untuk saling menghargai walau pun berbeda pandangan politik. Ia meyakini ini merupakan peristiwa yang bertujuan mematangkan kondisi politik jelang 2019.

“D isini peran penting polisi untuk bertindak,” cetusnya.

Baca Juga:  Politik Identitas dan Regenerasi pada Pilkada Serentak 2024

Dia menilai, cara-cara intimidasi dalam acara tersebut menunjukkan ada yang berupaya tengah mengkondisikan gesekan horizontal menuju pilpres 2019.

“Seolah-olah acaranya dibatalkan, tapi pengkondisian penyelenggaraan tetap berjalan diam-diam. Ini berbahaya,” ujarnya.

Saat ini pihaknya tengah mengumpulkan bukti-bukti untuk melengkapi laporan. Irvan berharap polisi mengambil langkah tegas atas perustiwa tersebut agar elit politik tidak melakukan provokasi di masyarakat.

John Irvan meminta agar polisi mengusut tuntas aksi provokasi terhadap warga di acara Car Free Day tersebut. Karena jika dibiarkan, kata dia, kejadian-kejadian serupa akan banyak terjadi.

“Pelaku meniru cara-cara intimidatif seperti yang terjadi saat pilkada DKI Jakarta. Kami melihat skenario ini masih disutradari kelompok politik yang sama,” pungkasnya. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,060