NUSANTARANEWS.CO – Peringatan Hari Aksara Internasional ke-51 tahun ini, rencananya akan diselenggarakan di Palu, Sulawesi Tengah pada 20 Oktober 2016. Adapun tema yang diusung adalah “Aksara Untuk Pembangunan Lingkungan”.
Tema tersebut menurut Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Dikmas Haris Iskandar masih akan terlebih dahulu di usulkan dan dibicarakan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy.
“Tema tersebut memang sudah dibahas oleh tim kecil, namun tema tersebut belum disahkan alias diketok. Karena masih akan diusulkan kepada pak menteri (Muhadjir Effendy),” tutur Haris saat dihubungi nusantaranews.co, di Jakarta, Selasa, (6/9/2016).
Menurut Harris, soal seremoni itu baru awalnya saja sebagai tanda, ujarnya ketika ditanyakan tentang rencana program peringatan HAI ke 51. Hanya saja saat ditanyakan lebih jauh, Haris tidak menjabarkan secara rinci detil program yang akan menjadi tindak lanjut dari peringatan hari aksara internasional tersebut.
“Yang jelas tindak-lanjutnya sesuai dengan kampanye-kampanye,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Hari Aksara Internasional (HAI) sejak diluncurkan lebih dari setengah abad yang lalu oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 17 November 1965 di Teheran, Iran, dan ditetapkan sebagai Hari Aksara Internasional (International Literacy Day) pada 8 September 1966 – HAI dilahirkan dengan tujuan mulia dan dilandasi oleh semangat untuk memberantas buta aksara di seluruh dunia. HAI di peringati oleh setiap negara adalah untuk mengingatkan pentingnya keaksaraan bagi orang di seluruh dunia.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati HAI ke 51 pemerintah diharapkan tidak terjebak dengan kegiatan seremoni semata yang terkesan memboroskan anggaran dan tidak relevan dengan semangat awal mengapa hari aksara itu dilahirkan.
Peringatan HAI ke 51 merupakan tolak ukur sejauh mana program pemberantasan buta huruf di tanah air berjalan. Dengan kata lain bagaimana implementasi program wajib belajar bagi seluruh rakyat Indonesia sampai hari ini. Apakah masih berjalan? Apakah masih ada rakyat Indonesia yang cukup umur masih buta huruf?
Pertanyaan tersebut patut dipertanyakan karena mencerdaskan kehidupan bangsa adalah perintah konstitusi sesuai dengan pembukaan UUD 1945. Sebab keberaksaraan merupakan investasi masa depan bangsa. Dimana dengan pencapaian keaksaraan setiap individu akan menjadi kunci pembangunan nasional yang berkelanjutan sesuai dengan nilai-nilai karakter Pancasila yang mulai terpinggirkan di era reformasi.(Restu)