NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ramadhan 1442 H umat Islam di Greenland berpuasa selama 20 jam. Sebagian besar umat Islam di seluruh dunia mulai mengawali puasa. Dalam agama Islam, menjalankan puasa sebulan penuh hingga 1 Syawal adalah sebuah kewajiban karena merupakan salah satu dari Rukun Islam.
Sebagaimana diketahui, puasa dimulai sejak terbitnya fajar kedua (fajar shadiq) hingga matahari terbenam. Dengan patokan tersebut, maka rata-rata umat Islam di Indonesia berpuasa selama 12 hingga 13 jam. Atau mulai Pukul 04:28 hingga Pukul 17:54.
Meski ibadah puasa digelar serentak pada hari dan bulan yang bersamaan, nyatanya setiap negara memiliki rentang waktu puasa yang berbeda disebabkan oleh perbedaan geografis, musim, dan lokasi.
Situs berhemat Cupo Nation, melakukan studi terhadap negara-negara di dunia yang memiliki durasi puasa tersingkat hingga terpanjang pada Ramadan 1441 H.
Jumlah jam siang hari bervariasi dari satu negara ke negara lain. Orang Islam yang tinggal di negara-negara paling selatan di dunia seperti Chili atau Selandia Baru, pada Ramadhan 1442 ini akan berpuasa rata-rata 11 jam.
Sementara umat islam yang tingga di utara dunia seperti Islandia, Norwegia dan Greenland akan berpuasa selama 19 jam lebih.
Berikut ini rangkuman tentang perkiraan durasi puasa di berbagai negara dan wilayah dari yang paling singkat hingga paling lama.
-Selandia Baru, Argentina, Afrika Selatan: 11.5 jam
-Singapura, Indonesia: 13.5 jam
-Senegal: 14 jam
-Thailand: 14 jam
-India, Hong Kong, Oman, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab: 15 jam
-Mesir, Yerusalem, Kuwait: 15.5 jam
-Jepang, Maroko, Pakistan, Iran, Libanon, Amerika Serikat: 16 jam
-Spanyol, China, Turki: 16.5 jam
-Prancis, Rusia, Kanada, Afghanistan: 17 jam
-Swiss: 18 jam
-Polandia, Inggris: 18.5 jam
-Jerman: 19 jam
-Norwegia, Finlandia, Greenland: 20 jam
Bagi umat islam yang tinggal di negara-negara dengan waktu matahari terbenam dan matahari terbitnya terlalu dekat bahkan ada yang kurang dari 3 jam, meski syarat sah dari puasa adalah dari hilangnya fajar hingga matahari terbeban, namun para ulama menganjurkan supaya mereka bisa mengikuti patokan waktu sahur dan berbuka di negara lain, seperti di Arab Saudi. (ES)