Puisi-puisi Cinta Luqman Baday
Kemarau Cintaku
;teruntuk Retha
Kemarau panjang melanda kotaku saat ini,
Kota yang dulunya penuh bunga bermekaran
Merekah di dalam lubuk kalbuku.
Namaun sekarang layu
Sebab tak ada lagi hujan dari hatimu
untuk menyergarkan benih-benih cintaku.
Dulunya engkau kupuja sebagai wanita mawar dalam rumah kaca
Yang menyuapkan madu bila kumbang datang.
Dan sekarang, engkau tak lagi begitu
Sebab, duri-duri di tangkaimu yang tajam
Telah menghunjam keras ke hatiku begitu kejam.
Mampukah hujan kali ini menutupi retak tanah pada ladangku?
Sedangkan gerimis tiada lagi di pelupuk matamu.
Annuqayah, 2017-2019
Cinta yang sesat
Aku mencintaimu di saat yang salah,
Saat tanganmu tak mampu lagi untuk kusentuh.
Aku mencintaimu di saat yang salah,
Saat senyummu tak lagi merekah seperti dulu.
Aku mencintaimu di saat yang salah,
Saat cintamu telah berpulang dari hatiku.
Dapatkah aku berharap rembulan,
Sedang malam-malamku bagai riap rambutmu
Pekat,memikat
Lalu, membunuhku.
Annuqayah, 2017-2019
Aku di 2017
Aku luka yang berada di antara senyum dan bahagiamu
Seandainya aku kabut, maka luka-luka akan kututupi
Meski api telah membara didalamnya.
Telah aku tafsiri di pergantian tahun kali ini
Engkau pasti sajikan senyum paling manis pada lelakimu itu
Seperti apa yang kauberikan kepadaku dulu.
Kini aku mulai melatih cara menahan sesak pada dada,
Dan menahan perih dalam hati.
Agar racun cintamu tak kembali mengalir bersama nadi.
Sekarang aku bagai panglima perang
Yang memimpin sikapku untuk menghadapi perasaanku sendiri.
Dan mencari celah untuk cepat membunuhnya untuk selamanya.
Annuqayah, 2017-2019
Rasa
;Sherly Margaretha
Pernah
Aku rasakan
Rasa yang paling bermakna
Di hatimu
Yang bernama
Cinta
Annuqayah, 2018
Rindu
;Ulfah
Hanya benih rindu yang tumbuh subur
Dan tak pernah sesekali mengecap musim gugur
Di haluan cintaku
;kepadamu
Annuqayah, 2018
Resah Sepanjang Waktu
Aku menanggung rindumu, fah
Rindu yang begitu merekah
Sebagaimana Qais kepada Laila.
Tak semestinya rindu ini berlabuh,
Karna lelaki itu masih mencintaimu.
Dan tak semestinya rindu ini mengalir,
Karena engkau tahu,bahwa rinduku ini adalah takdir
Yang masih tertatih untuk jumpai hilir.
Dan masihkah engkau mencipta gelap
Pada malamku yang penuh harap
Sedang siangmu begitu nyalang
Membuat hatiku semakin kerontang.
Annuqayah, Maret 2019
Tabah
; teruntuk Sherly Margaretha
Bukankah waktu ada
untuk mencipta kenangan
Untuk apa harus kusesali
sebuah kehilangan?
Annuqayah, 2019
Luqman Baday. Nama pena dari Luqman Hakim santri penikmat puisi asal pulau Sapudi yang tinggal di Kamar Surealis PP Annuqayah Lubangsa Blok B/04. Alumnus SMPN 1 Nonggunong dan kini tercatat sebagai siswa kelas akhir MA 1 Annuqayah Guluk-guluk. Bernaung di Komuntias Penyisir Sastra Iksabad (PERSI) ,RL Community, dan Komunitas Ngaji Puisi.
Catatan redaksi: Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]