Ekonomi

Program Pembangkit Listrik 35.000 MW Paling Tidak Realistis

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Program ambisius pemerintahan Joko WIdodo yang bisa dibilang paling tidak realistis adalah pembanguanan pembangkit listrik 35.000 MW. Program ini dicanangkan pada pertengahan tahun 2015 lalu.

Namun begitu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan bahwa progres pelaksanaan proyek ketenagalistrikan 35.000 MW sesuai target. Dia mengklaim sekitar 20.000 MW akan beroperasi pada tahun 2019, selebihnya pada 2024-2025.

Dengan kata lain, Jonan optimis pada tahun 2019 total pembangkit listrik sebanyak 20.000 MW sudah beroperasi. Tapi, untuk sampai 35.000 MW, Jonan tak bisa memastikan karena program tersebut bisa berjalan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi nasional di atas 7 persen.

“Tambahan kapasitas sebesar itu sudah cukup untuk menjawab peningkatan kebutuhan listrik di tahun 2019,” ucap Jonan dalam siaran persnya dikutip Kamis (8/3/2018). Pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi nasional dalam tiga tahun terakhir tak beranjak dari angka 5 persen.

BACA: Pemerintah Akhirnya Sadar Sulit Penuhi Target Listrik Nasional

“Kalau ditanya 35.000 MW sudah selesai dalam dua tahun pasti saya berbohong. Tapi, kalau berbicara progress pembangunnnya, sudah sesuai rencana yaitu 30 sampao 40 persen,” ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

Baca Juga:  Rakyat Banyak Kesulitan, Kenaikan Pajak PPN 12 Persen Layak Dikaji Ulang

Sofyan kemudian merinci estimasi masa pembangunan pembangkit. Pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) memakan waktu sekitar 5-6 tahun.

Panas bumi (PLTP) bisa 5-6 tahun, pembangkit listrik di atas 600 MW mencapai 6 tahun, dan di bawah 600 MW dan 300 MW membutuhkan waktu 3 tahun. “Yang lebih cepat itu (pembangkit) gas bisa 8 bulan sampai 1 tahun,” papar Sofyan.

BACA: Dewan Energi Nasional Prediksi Gagalnya Target Proyek Listrik 35.000 MW di 2019

Dikatakan tidak realistis sebab pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW tidak cukup hanya membutuhkan waktu lima tahun. “Dengan jangka waktu 5 tahun yang dijanjikan itu saya tidak yakin terpenuhi. Ini berat,” kata kontraktor dan rekanan PLN Doddy Soetoro dikutip NusantaraNews. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 12