Politik

Pro Kehormatan Rakyat Pro Kebahagiaan Bangsa

Ketua Dewean Harian Daerah 45 Jakarta, Pandji R Hadinoto/Foto nusantaranews (Istimewa)
Ketua Dewean Harian Daerah 45 Jakarta, Pandji R Hadinoto/Foto nusantaranews (Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO – Telah 71 tahun Kepahlawanan Santri serukan Revolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang turut gelorakan semangat arek-arek Suroboyo berjoang melawan agresi pasukan asing pada pertempuran Surabaya 3 (tiga) minggu sejak 10 Nopember 1945. Demikian kata Ka. DHD45 Jakarta, Pandji R Hadinoto.

“Hal itu menjadi sumber inspirasi bagi hadirnya Revolusi Jihad Penegakan Jatidiri Konstitusi UUD 18 Agustus 1945 jo KepPres No 150 Tahun 1959, yang sekaligus Statuta Pendirian Negara Republik Indonesia,” terang Pandji di jakarta, Minggu (9/10).

Pandji juga mengatakan bahwa kiprah Pro Kehormatan Rakyat tersebut merupakan dalam menegakkan tata nilai jatidiri paripurna Nawa (9) Pusaka Bangsa Indonesia (PBI) seutuh-utuhnya dalam konteks Pro Kebahagiaan Bangsa Indonesia (KBI). Karenanya hal itu perlu untuk terus diperjuangkan dengan semangat Revolusi Jihad termaksud diatas.

“KBI terukur berperingkat 79 (Nilai 5,314) dari 157 negara terobservasi tahun 2016 yang turun dari peringkat 76 (Nilai 5,348) dari 85 negara terobservasi tahun 2013 oleh PBB,” paparnya.

Baca Juga:  Aglomerasi RUU DK Jakarta

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2014 sebesar 68,28 pada skala 0–100. “Indeks Kebahagiaan yang merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Indonesia pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia,” papar Pandji.

Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun dari tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan.

Sebagaimana HM Jigme Singye Wangchuck, raja Bhutan, Panji menyatakan bahwa Kebahagiaan Bangsa atau Gross National Happiness (GNH) adalah jauh lebih penting daripada Gross National Product (GDP).

“GNH diperlukan oleh Pembangunan Bernilai sebagai jembatan antara bagi nilai-nilai dasar kebaikan (kindness), kesetaraan (equality), kemanusiaan (humanity) tertaut capaian-capaian pertumbuhan ekonomi (economic growth),” jelasnya lagi.

Baca Juga:  Gambarnya Banyak Dirusak di Jember, Gus Fawait: Saya Minta Maaf Kalau Jelek Gambarnya

Bagi Pandji terdapat 4 (empat) Pilar GNH terindikasi yang mencakupi Pembangunan Berkelanjutan, Preservasi dan Promosi Nilai-nilai Budaya, Konservasi Lingkungan Alami, dan Pembentukan Pengaturan Yang Baik.

“Harmoni atau keserasian kinerja ke-4 pilar diatas itulah cerminan Kebahagiaan Bangsa. Dan faktor kontribusi yang penting bagi pilar ke-4 yaitu Pembentukan Pengaturan Yang Baik (Establish Good Governnce) itu diyakini bertautan erat dengan kadar kiprah Pro Kehormatan Rakyat Indonesia,” tegas Pandji. (Sule/Red-02)

Related Posts

1 of 2