NUSANTARANEWS.CO, Beijing – Presiden Xi Jinping: Cina berhasil berantas kemiskinan sepenuhnya. Presiden Xi menyampaikan pernyataan itu dalam pertemuan dengan para pemimpin Partai Komunis pada Kamis (3/12), lapor Televisi Pusat Cina yang merupakan milik pemerintah. Pemerintahan Xi menargetkan untuk memberantas kemiskinan selambatnya akhir tahun ini – jelang peringatan 100 tahun Partai Komunis Cina pada 2021 mendatang.
Xi juga mengatakan bahwa hal ini adalah pencapaian yang luar biasa negaranya dalam memberantas kemiskinan sepenuhnya. Xi mengklaim berhasil menghapuskan kemiskinan sesuai tenggat waktu melalui kampanye delapan tahun. Di mana pada akhir 2012, Cina dilaporkan memiliki hampir 100 juta warga pedalaman yang miskin.
Meski begitu, Xi mengakui bahwa kesenjangan dalam perkembangan ekonomi negara itu masih sangat besar. Ia menekankan perlunya bantuan tunjangan bagi lapangan kerja dan perumahan di daerah-daerah yang miskin.
Dalam sebuah opini di Blomberg bahwa Presiden Xi Jinping memang boleh dikatakan telah berhasil memberantas kemiskinan ekstrem pada tahun 2020. Lebih dari 800 kabupaten yang dianggap sangat miskin kurang dari satu dekade yang lalu sekarang telah melewati garis kemiskinan yang ditetapkan oleh pemerintah yakni sebesar 4.000 yuan atau setara US$ 600 dalam pendapatan per kapita tahunan.
Skala pencapaian Cina secara keseluruhan dalam hal pengentasan kemiskinan sungguh luar biasa. Lebih dari 850 juta orang telah diangkat dari kemiskinan ekstrim dalam waktu kurang dari empat dekade. Hampir 90% dari populasi berada di bawah ambang kemiskinan internasional pada tahun 1981, menurut Bank Dunia; pada 2019, itu di bawah 1%. Memang benar bahwa dunia secara keseluruhan telah mengalami peningkatan dramatis dalam tingkat kemiskinan, tetapi lebih dari tiga perempatnya disebabkan oleh Cina.
Matthew Chitwood, seorang peneliti yang baru kembali dari pedesaan Yunnan mengatakan bahwa kebanyakan dari mereka yang pernah tinggal di permukiman bukit yang sulit melihat diri mereka lebih baik sekarang, dengan rumah baru dan jalan aspal. Tapi itu tidak berarti mereka berhenti menjadi miskin, atau status mereka.
Hal lain seperti dikatakan Scott Rozelle dari Universitas Stanford bahwa pada kenyataannya Cina memiliki salah satu angkatan kerja yang paling tidak berpendidikan di dunia berpenghasilan menengah, dengan hanya tiga dari 10 yang pernah bersekolah di sekolah menengah (data sensus nasional tahun 2015).
Terlepas dari itu, paling tidak perasaan warga Cina lah yang akan menentukan bagaimana mereka melihat pemimpin mereka.
Yang jelas, salah satu keuntungan besar Cina saat ini adalah setengah penduduk terbawahnya telah memperoleh manfaat dari pertumbuhan ekonominya selama beberapa dekade terakhir. (Agus Setiawan/NHK/Bloomberg)