NUSANTARANEWS.CO – Prajurit Kodim 0506/Tgr Tegar Latihan Yongmoodo Selama Bulan Puasa. Menjalankan puasa Ramadhan bukan alasan untuk bermalas-malasan. Justru dengan menjalankan aktivitas sebagaimana hari-hari biasa dalam bulam Ramadhan memiliki nilai ibadah lebih. Hal ini berlaku bagi semau jenis pekerjaan atau profesi seseorang.
Ringan dan beratnya suatu pekerjaan atau kegiatan di bulan puasa senyatanya tidak akan mengurangi energi manusia lantaran berpuasa. Untuk itu para Prajurit Kodim 0506/Tgr tetap aktif menjalankan latihan Yongmoodo, kendati dalam keadaan berpuasa.
Dalam lansiran tniad.mil.id selasa (14/6) disiarkan bahwa Prajurit Kodim 0506/Tgr dengan penuh semangat melaksanakan latihan Yongmoodo di bulan Ramadhan. Latihan tersebut langsung dipimpin oleh Pasi Ops Kodim 0506/Tgr Kapten Arh Wahyu Sasongko yang bertempat di Lapangan Apel Makodim 0506/Tgr, Jl. TMP. Taruna No.1 Kel. Sukasari Kec. Tangerang Kota Tangerang.
Adapun pelaksanaan latihan Yongmoodo diikuti oleh sebanyak 100 orang Babinsa perwakilan dari tiap-tiap Koramil dijajaran Kodim 0506/Tgr dilaksanakan pada Senin (13/6) kemarin. Pelaksanaan latihan ini sesuai dengan falsafah militer yang menjunjung sportifitas dan patriotisme.
Pasi Ops Kodim 0506/Tgr menyatakan tujuan latihan Yong Moodo untuk mendukung program kegiatan yang telah diprogramkan oleh Komando Atas. Dimana para prajurit wajib memiliki keahlian beladiri tangan kosong yaitu Yongmoodo.
Selain untuk meningkatkan kemampuan Bela Diri Militer seorang prajurit, urai Pasi Ops Kodim 0506/Tgr, latihan Yongmoodo juga sebagai sarana olahraga untuk menjaga kesehatan para pasukan di bulan puasa. Sehingga baik fisik maupun batik para pasukan memiliki kesehatan yang lebih prima.
Kilas Balik
Yongmoodo merupakan salah satu seni beladiri wajib TNI AD yang berasal dari Korea Selatan (Korsel). Pada mulanya Yongmoodo hanya diwajibkan bagi Prajurit TNI AD yang berada di bawah naungan Federasi Yongmoodo Indonesia (FYI). Yongmoodo dimulai sejak tahun 2008, tepatnya menjelang HUT TNI AD.
Pasalnya, kehadiran Yongmodo di Indonesia berawal dari kebutuhan TNI AD untuk memeriahkan HUT TNI pada tahun 2008 yang digelar di Surabaya. Waktu itu Gatot Bambang Nurmantyo melakukan kunjungan ke Korea Selatan. Dalam perjalanan itulah Gatot Bambang Nurmantyo menemukan beladiri Yongmoodo yakni sejenis beladiri yang merangkum beberapa jenis beladiri lainnya seperti Taekwondo, Karate dan Jujitsu. Sejak saat itulah Yongmoodo jadi seni beladiri wajib TNI AD.
Selanjutnya, tahun 2012, Yongmodo mulai disosialisasikan kepada masyarakat umum melalui roadshow ke beberapa kota besar di Indonesia dengan memperkenalkan sejumlah jurus yang diperagakan langsung oleh atlet Yongmoodo. Tujuan dari sosialisasi itu supaya masyarakat Indonesia juga memiliki sifat ataupu watak patriotisme. Sebab dala seni beladiri Yongmoodo lebih mengandalkan ketepatan, kecepatan dan kekuatan dalam duel jarak dekat.
Pada prinsipnya, Yongmoodo bertujuan positif yaitu melatih keberanian serta patriotisme para prajurit sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan NKRI. Cukup membanggakan, ternyata Yongmoodo mengalami perkembangan pesat di Indonesia. Terbukti pada tahun 2011 Yongmoodo Indonesia telah meraih juara kedua Championship di Korea Selatan dengan torehan 2 emas, 1 perak dan 2 perunggu.
Selanjutnya, pada 1 April tahun 2015 lalu, sesuai kebijakan panglima, kemampuan menguasai beladiri Yongmoodo menjadi salah satu syarat kenaikan pangkat seorang serdadu di lingkungan TNI AD. Ketentuannya adalah, bagi serdadu yang telah menyandang sabuk hitam setidaknya Dan I, telah memiliki peluang besar untuk naik pangkat. Sebab kemahiran tersebut dinilai sebagai pelengkap syarat utama lain seperti menembak dan olahraga berenang. Hal tersebut disampaikan oleh pelatih Yong Moo Do pemegang sabuk hitam Dan IV Nam Deok Hoo (Mr Nam), 17 Desember 2014 silam. (Sel)