NUSANTARANEWS.CO, Bandar Lampung – Gelaran kegiatan Halal bi Halal PBNU dan PWNU se-Indonesia di Wisma Haji Provinsi Lampung, menjadi ajang bagi kader-kader Muda NU (Nahdlatul Ulama) menunjukan kebolehannya di depan Kiai-kiai dan Pengurus NU yang hadir, diantara nya kader muda NU yang tergabung dalam salah satu Banom Nahdlatul Ulama, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Lampung.
Dalam acara ini, PMII Unila persembahkan “Sigeh Pangunten” Tarian khas Lampung yang digunakan dalam penyambutan tamu di Bumi Rua Jurai.
Dona Sopia, Salah satu Tim Tari Sigeh Pangunten yang juga Kader PMII Rayon Hukum Unila, menjelaskan tarian ini sudah beberapa kali di pentaskan dalam kegiatan besar NU di Lampung
“Tim Tari Tradisional PMII Unila, Alhamdulillah sudah beberapa kali dipercaya tampil dalam kegiatan yang ada di Lampung, Pertama kali tampil bulan November 2017 di acara FKPT Lampung di Hotel Horison, lalu di Hotel Marcopolo dalam agenda pelantikan PWNU Lampung, lalu hari ini dipercaya kembali tampil kembali di acara halal bihalal PWNU se-Indonesia di Wisma Haji” ungkapnya, Senin (2/7/2018)
Senada, Riski Firmanto, Wakil Ketua Bidang Media dan Eksternal, Mengungkapkan budaya daerah sendiri harus dipertahankan dan dilestarikan sebagai identitas diri
“Kader PMII harus menjaga, mempertahankan, serta melestarikan kebudayaan sendiri. Karena itu sangat penting, salah satunya identitas kita sebagai kader yang terlahir dan mengabdi di Tanah Lampung” tuturnya.
Selain itu juga, Iwan Satriawan, Dosen Fakultas Hukum yang juga ikut membimbing Tim Tari Budaya Lampung PMII Unila menjelaskan sebagai kader PMII harus selalu menjaga jati diri bangsa
“Menerima sesuatu yang baru, namun tidak melupakan adat istiadat kita yang menjadi jati diri bangsa, maka kader PMII dalam Islam dan Indonesia jangan dipisah dan dikotak-kotakkan, tapi dipadukan. Salah satunya adalah dengan melestarikan adat dan Budaya yang sesuai dengan syariat Islam, yaitu tari singer Pangunten sebagai bentuk penghormatan kepada tamu yang datang ke Lampung” terangnya. (Red/RFz)
Editor: Achmad S.