Pimpinan APKLI Perintahkan Lima Ribu Perumahan Kaki Lima Setiap Kabupaten

Ketua Umum DPP APKLI, dr. Ali Mahsun, M.Biomed (pegang microphone) saat memberikan sambutan di acara peletakan batu pertama pembangunan Perumahan Kaki Lima Indonesia di Desa Bendo Kecamatan Nogosari, Boyolali Jawa Tengah, Senin (28/8/2017). Foto: Dok. APKLI/ NUSANTARANEWS.CO

Ketua Umum DPP APKLI, dr. Ali Mahsun, M.Biomed (pegang microphone) saat memberikan sambutan di acara peletakan batu pertama pembangunan Perumahan Kaki Lima Indonesia di Desa Bendo Kecamatan Nogosari, Boyolali Jawa Tengah, Senin (28/8/2017). Foto: Dok. APKLI/ NUSANTARANEWS.CO

NUSANTARANEWS.CO, Boyolali – Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) kembali menoreh sejarah. Sebab, pada Senin, 28 Agustus 2017 APKLI sukses meletakkan batu pertama Perumaha Kaki Lima Indonesia di di Desa Bendo, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Momentum bersejarah bagi Bangsa Indonesia ini merupakan Rangkaian Kegiatan Pelantikan DPD APKLI Kabupaten Boyolali yang dilaksanakan di Taman wisata air Tlatar Boyolali. Di samping itu, peletakan batu pertama ini juga sebagai manefestasi program kerja nasional Lima Pilar Revolusi Kaki Lima Indonesia. Yang mana, salah satunya adalah Perumahan Kaki Lima Indonesia. Ini pun untuk kali pertama hadir di Indonesia untuk rakyat bangsa Indonesia.

“Dengan selalu  mengharap kehendak dan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Swt., Bismillaahirrahmaanirrahiim, Batu Pertama Perumahan Kaki Lima Indonesia Boyolali Jawa Tengah Secara Resmi saya letakkan. Dengan do’a dan harapan yang sama, saya canangkan Perumahan Kaki Lima Indonesia Se Pulau Jawa,” ucap ketua Umum DPP APKLI 2017-2022 Ali Mahsun, M. Biomed saat akan lakukan peletakan batu pertama.

Dokter Ali menyatakan, ini sejarah baru di republik, PKL miliki perumahan sendiri, yaitu Perumahan Kaki Lima Indonesia. Sejarah ini diukir di Boyolali Jawa Tengah minimal ada 3 makna mendasar didalamnya.

Pertama, mengingatkan kepada segenap pemimpin bangsa bahwa Pemimpin itu wajib melindungi, melayani dan memenuhi hak-hak rakyat dan bangsa Indonesia, bukan sebaliknya.

Kedua, kalau di Jawa Timur, Boyolali itu buaya yang lupa. Ingatkan segenap pemimpin bangsa yang saat ini lupa dan sengsarakan rakyat, gadaikan bangsa negara ke asing segera taubat tempatkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Ketiga, melalui perjalanan panjang yang berliku penuh kerikil tajam bahkan gulungan ombak dahsyat akhirnya Perumahan Kaki Lima Indonesia bisa diwujudkan atas ridho Allah pertama kali di Bumi Boyolali Jawa Tengah sebagaimana dulu Bupati Semarang pada abad XVI Ki Pandang Arang merenung di atas Batu Besar -Boyolali.

“APKLI tidak ingin Rakyat dan bangsa ini sejak lahir hingga masuk liang lahat hidup di kos-kosan atau kontrakan apalagi sengsara sebagai tuna wisma. PKL dan rakyat punya hak miliki rumah sendiri. Tanah republik ini milik rakyat dan bangsa kita, bukan milik bangsa asing” tambah Ali dokter ahli kekebalan tubuh asli Mojokerto Jawa Timur jebolan FK Unibraw dan FKUI itu.

Dalam pengarahanya Dokter Ali memerintahkan, minimal  lima ribu (5000) Perumahan Kaki Lima Indonesia wajib hadir di setiap kabupaten dan kota di seluruh wilayah Propinsi Jawa Tengah. Wajib hadir 165 ribu Perumahan Kaki Lima Indonesia di Jawa Tengah hingga kwartal pertama tahun 2018 atau nilainya setara dengan 20,2 trilyun rupiah.

“Oleh karena itu, saya tegaskan dan perintahkan kembali, cabut nafsu hewaniah kalian, jangan hanya pakai otak (rasionalitas), kokohkan komitmen dan ketulusan hati kalian semua (jajaran pengurus APKLI se Jawa Tengah dan Se Indonesia) untuk percepat wujudkan Lima Pilar Revolusi Kaki Lima Indonesia guna menegakkan kembali ekonomi rakyat dan rebut kembali kedaulatan ekonomi bangsa demi merah putih dan NKRI,” pungkas Dokter Ali.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version