Berita UtamaEkonomiLintas NusaPolitikTerbaru

Petani Curhat Masalahnya, Anwar Sadad: Pemprov Harus Turun Tangan Bantu

Petani curhat masalahnya, Anwar Sadad: Pemprov harus turun tangan bantu
Petani curhat masalahnya, Anwar Sadad: Pemprov harus turun tangan bantu.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Masalah klasik pupuk masih menjadi keluhan petani di Jawa Timur, termasuk di Pasuruan. Terbukti, sejumlah petani di Pasuruan curhat ke wakil ketua DPRD Jatim Anwar Sadad soal kelangkaan pupuk dan masalah pertanian di Jatim.

Saat turun ke Pasuruan menemui tiga poktan, Kamis (4/8), politisi Gerindra tersebut mendengar keluh kesah para petani.

Tiga Poktan itu mengelola sawah seluas 110 hektar. Hanya saja, ada sekitar 30 hektar diantaranya mengalami gagal panen. Seperti yang disampaikan Mat Basa, salah seorang petani setempat yang mengaku mengalami gagal panen.

Pria paruh baya itu sambat telah merugi. Hasil penjualan gabah disebut hanya sekitar 60 persen dari modal yang dikeluarkan. Hal yang sama juga disampaikan Ketua Poktan, H. Abdullah yang juga mengeluh tidak seragamnya waktu tanam dari petani.

“Petani yang mulai menanam bulan Mei tidak mengalami kendala, tapi yang mulai tanam di bulan April sebagian besar gagal,” kata pria enam puluh tahun tersebut dikutip dalam keterangan tertulis.

Baca Juga:  Safari Ramadhan, Pj Bupati Pamekasan Buka Bersama 10 Anak Yatim di Kecamatan Pademawu dan Galis

Kegagalan tersebut diperkirakan juga karena faktor cuaca yang tidak menentu dan belum memungkinkan. Apalagi, Pemprov mempercepat masa tanam di bulan April lalu.

Menanggapi hal ini, Sadad menyatakan telah menampung keluhan yang ia terima. “Banyak persoalan klasik yang selalu terulang dari tahun ke tahun, misalnya kelangkaan pupuk, harga gabah yang anjlok saat panen raya, dan hama,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sadad mendorong hal ini harus segera diatasi oleh Pemprov Jatim. Lepas dari apapun penyebab gagal panen yang terindikasi di beberapa titik di Kabupaten atau Kota, Pemprov harus turun tangan.

“Pemprov harus segera melakukan langkah antisipatif untuk melindungi pertanian di Jawa Timur,” jelasnya. (setya)

Related Posts

No Content Available