NUSANTARANEWS.CO – Militer AS telah menerbangkan pembom strategis stealth B-2 yang membawa senjata nuklir dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri menuju wilayah Pasifik selama akhir pekan kemarin – sehari setelah Menteri Pertahanan Jim Mattis mengomentari percepatan program nuklir Korea Utara dalam mengembangkan senjata nuklir.
Seperti diketahui Korea Utara telah melakukan serangkaian terobosan baru dalam program nuklir dan rudal balistik mereka tahun ini, bahkan telah melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat ledakannya pada awal bulan lalu. Selain itu, Korut juga telah dua kali meluncurkan rudal balistik antar benua pada bulan Juli yang menurut para ahli mampu menjangkau sebagian besar wilayah Amerika Serikat
Tidak mengherankan bila selama akhir pekan, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengecam Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) yang dianggap berperilaku “penjahat” dan bersumpah bahwa AS tidak akan pernah pernah menerima Pyongyang sebagai negara yang memiliki kekuatan senjata nuklir.
“Saya tidak bisa membayangkan kondisi di mana Amerika Serikat akan menerima Korea Utara sebagai negera dengan kekuatan nuklir,” kata Mattis.
Sehari setelah pernyataan Mattis, Pentagon langsung mengerahkan pesawat pembom stealth B-2 ke wilayah yang dirahasiakan di Pasifik barat.
Komando Strategis (Stratcom) AS mengatakan bahwa bahwa misi jarak jauh yang dilakukan oleh pembom strategis itu adalah untuk membiasakan para awak pesawat melakukan operasi dengan basis geografis yang berbeda, sehingga mereka mereka tetap prima dengan tingkat kemampuan yang tinggi.
Pernyataan Stratcom juga sebagai upaya untuk menghilangkan kekhawatiran sekutu regional AS: Jepang dan Korea Selatan – bahwa kehadiran Pembom Strategis B-2 AS di Pasifik harus dianggap sebagai demonstrasi nyata komitmen Washington untuk meningkatkan keamanan regional sekutunya. Sekaligus juga sebagai bagian keamanan menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump minggu depan ke wilayah tersebut.
Lawatan Presiden Trump ke Asia, dijadwalkan mulai dengan kunjungan ke Jepang antara 5-7 November. Kunjungan tersebut akan mencakup pembicaraan dengan Perdana Menteri Shinzo Abe yang diperkirakan akan fokus pada krisis nuklir Korea Utara.
Seperti telah diberitakan FOX TV minggu lalu, Trump berharap bahwa lawatannya ke Asia akan menciptakan sejarah baru dalam menuntaskan berbagai masalah krisis global. Terutama terkait penyelesaian “krisis nuklir” di Semenanjung Korea. (Banyu)