NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Anggota DPRD Jawa Timur Siadi angkat bicara terkait aksi pembullyan siswa SD oleh kakak kelasnya sampai korban mengalami koma.
Politisi Golkar tersebut berharap ke depan untuk menghindari kejadian serupa, perlu ada peningkatan pendidikan akhlak dan kedisiplinan berprilaku dalam kemajuan teknologi saat ini yang selalu berkembang.
“Mumpung masih usia dini sehingga pembentukan karakter anak masih bisa dibentuk. Waspada pengaruh dari teknologi misalnya medsos yang bisa mempengaruhi pendidikan karakter anak. Perlu ada penyaringan terhadap anak,” jelas politisi Golkar ini, Minggu (27/11).
Siswa SD berinisial MWF (8) di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, di-bully kakak kelas hingga koma. Sebanyak 12 saksi diperiksa polisi, 7 di antaranya anak yang berhadapan dengan hokum (ABH).
Setelah kejadian tersebut, pada Sabtu (12/11), MFW tidak masuk sekolah karena muntah tidak berhenti-berhenti dan mengalami sakit kepala. Selama beberapa hari kondisi korban semakin buruk, kejang-kejang, hingga sempat tak sadarkan diri (koma).
Siadi mengatakan MFW dianiaya kakak kelasnya saat pulang sekolah, Jumat (11/11) lalu. Penganiayaan itu dilakukan di Bendungan Sengguruh, yang berada di depan sekolahnya. “Saya berharap perundungan terhadap ke depan di Malang Raya tak terjadi lagi. Peran keluarga dan pihak sekolah harus maksimal dalam pembentukan karakter anak dan jati diri positif agar tak ada peristiwa tersebut,” jelasnya.
Pria yang juga ketua Golkar kabupaten Malang ini merasa prihatin dan miris terhadap perilaku anak saat ini, mengingat dalam kasus perundungan yang melibatkan korban MFW sampai koma. “Semua harus bersinergi dalam pembentukan karakter anak,” tandasnya. (setya)