Peringatkan AS dan Korsel, Angkatan Udara China Gelar Latihan di Atas Laut Jepang

Angkatan udara China menggelar latihan di Laut Jepang dan Semenanjung Korea. Foto: PLAAF

Angkatan udara China menggelar latihan di Laut Jepang dan Semenanjung Korea. Foto: PLAAF

NUSANTARANEWS.CO – Angkatan Udara China menggelar latihan militer di atas Laut Jepang dan di sekitar Taiwan. Latihan militer China ini dimulai Senin (18/12).

Kepada South China Morning Post, juru bicara Angkatan Udara mengkonfirmasi bahwa latihan militer ini akan digelar di sepanjang kawasan udara yang belum pernah dijadikan sebagai rute penerbangan sebelum-sebelumnya dengan mengirimkan pesawat pengintai di atas Laut Kuning dan Timur di dekat Semenanjung Korea.

Kawasan lain, pesawat tempur dan pengebom terbang di sepanjang Selat Tsushima yang memisahkan Korea Selatan dan Jepang, melewati perairan internasional.

“Laut Jepang bukan berarti milik Jepang. Latihan ini legal dan rasional,” kata jubir Angkatan Udara China, Shen Jinke.

Angkatan udara China menggelar latihan di Laut Jepang dan Semenanjung Korea. Foto: PLAAF

China mengerahkan pesawat-pesawat andalannya dalam latihan skala penuh ini. Sekaligus memamerkan kekuatan angkatan udaranya yang dinilai para analis terus mengalami perkembangan dan modern. Latihan ini besar kemungkinan memiliki tujuan lain, yakni hendak memberikan peringatan kepada Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang. Hal ini dikonfirmasi sendiri oleh ahli militer di Beijing, Li Jie bahwa PLA sedang memperingatkan ketiga negara sekutu tersebut jika tak kunjung menahan diri dari krisis di Semenanjung Korea.

Sebelumnya, AS dan Korea Selatan sudah menggelar latihan angkatan udara besar-besaran November lalu. Waktu itu, kedua negara mengerahkan sedikitnya 260 pesawat dengan berbagai jenis dan mengambil Korea Utara sebagai simulasi perang udara menyusul terbaru rudal ICBM yang diujicobakan Pyongyang.

China dan AS boleh berkawan dalam urusan-urusan lain, seperti ekonomi. Namun, latihan angkatan udara kali ini China ingin menunjukkan di mana posisi mereka kalau krisis di Semenanjung Korea harus diselesaikan dengan konflik militer.

Seperti halnya perang Korea tahun 1950-an silam, China tetap berada di belakang Korea Utara jika perang kembali meletus, toh faktanya perang Korea yang brutal itu berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Artinya, China tetap bersama Korea Utara karena kedua negara memang memiliki hubungan erat dan sekutu tradisional. (red)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version