NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Merefleksikan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2018 besok, anggota Komisi VI DPR RI Sartono Hutomo menilai bahwa perbedaan merupakan modal terbesar bagi bangsa Indonesia dalam mengusir penjajahan di masa lampau. Bukan sebaliknya, dimana perbedaan jadi wahana untuk pecah belah.
“Awal kemerdekaan, para pendahulu telah membuktikan akan kekompakan dalam menjaga persatuan bangsa. Mereka tidak memandang perbedaan yang ada sebagai wahana untuk perpecahan,” kata Sartono Hutomo di Jakarta, Jumat (9/11/2018).
Baca Juga:
- Hari Pahlawan: Merawat Generasi Milenilal dan Kids Zaman Now Sebagai Penyangga NKRI
- Napak Tilas Hari Pahlawan: Veteran Juga Pejuang Kemerdekaan RI
- Pak Harto Diperjuangkan Menjadi Pahlawan Nasional
Dirinya berpandangan bahwa pahlawan, kala itu, melihat perbedaan sebagai modal untuk bangkit melawan penjajah.
“Perbedaan merupakan modal kekayaan yang dapat didayagunakan sebagai alat mengusir penjajah,” sambung Wakil Rakyat dari Dapil VII Jawa Timur (Pacitan, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Trenggalek) tersebut.
Dalam bingkai ke-Indonesia-an, lanjut Sartono, para pahlawan dulu, rela mengorbankan diri; baik dalam bentuk material ataupun spiritual.
“Bahkan nyawa sekalipun,” ungkap politisi demokrat itu.
Untuk itu, Jelang Hari Pahlawan kali ini, dirinya mengajak para generasi milenial untuk terus meningkatkan persatuan dan nasionalisme melalui wadah teknologi dan digital seperti media sosial.
“Semangat Persatuan dan Kekompakan Menjadi tema-tema utama dalam lini masa yang akan diviralkannya baik lewat medsos ataupun media massa lainnya,” tandasnya.
Pewarta: Romadhon Emka
Editor: Achmad S.