Kesehatan

Penyebaran Kanker di Kaltara Mengkhawatirkan, PKK Lakukan Kampanye Deteksi Dini

Mendeteksi dini Penyakit Kanker dan pencegehannya. (FOTO: shutterstock)
Mendeteksi dini Penyakit Kanker dan pencegehannya. (FOTO: shutterstock)

NUSANTARANEWS.CO, Tanjung Selor – Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalimantan Utara (Kaltara) Rita Ratina Irianto mengajak semua pihak untuk peduli dalam mengkampanyekan bahaya penyakit kanker dan upaya pencegahannya.

Menurut Rita, masyarakat masih belum banyak yang memahami apa itu kanker. Untuk itu, kata dia, diperlukan sosialisasi agar memberikan pengetahuan tentang kanker, serta upaya pencegahannya.

Baca Juga:

“Salah satunya, melalui pemeriksaan secara dini,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima nusantaranews.co, kamis (28/3/2019).

Ia menuturkan, selama ini PKK telah berperan aktif dalam mengampanyekan bahaya kanker, sekaligus melakukan deteksi dini. Sosialisasi pun dilakukan secara berjenjang mulai tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan hingga tingkat RW/RT.

“Kami berharap, kampanye seperti ini juga dilaksanakan oleh organisasi-organisasi, perusahaan yang memperkerjakan wanita, supermarket dan sebagainya,” ujarnya.

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

Data globocan tahun 2018 menyebutkan ada 18,1 juta kasus baru di dunia, dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian. Karenanya, makna dari peringatan hari kanker sedunia ini penting, untuk menggalang seluruh masyarakat dunia bersama-sama melawan kanker. Karena setiap tahunnya terdapat 9,6 juta manusia meninggal akibat kanker. Di mana, 4 juta di antaranya meninggal premature, yaitu berusia 30 sampai 69 tahun.

Mewakili gubernur, Asisten bidang Pemerintahan dan Kesra Setprov Kaltara, Sanusi menyampaikan, di Indonesia, angka kejadian penyakit kanker sendiri cukup besar dan berada pada urutan kedelapan di Asia Tenggara.

“Dengan angka kejadian tertinggi untuk laki-laki adalah kanker paru dan perempuan adalah kanker payudara,” katanya pada acara diskusi bertajuk ‘Iam and I will’ dalam rangka memperingati Hari Kanker se-Dunia di Gedung Gabungan Dinas, Rabu (27/03) lalu.

Di Provinsi Kaltara, kata dia, penyebaran penyakit kanker cukup mengkhawatirkan. Menurut data dari RSUD Tarakan, kanker payudara menjadi penyakit dengan pasien terbanyak di tahun 2016 dengan jumlah 58 kasus dan tahun 2017 dengan jumlah 31 kasus. Menyusul dengan kanker leher rahim dan kanker hati. Bahkan di tahun 2018 kanker leher rahim menjadi kasus tertinggi yang ditangani oleh RSUD Kota Tarakan.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

“Kita harus menyadari perlu adanya upaya masif yang dilakukan oleh semua pihak  dalam meningkatkan kesadaran dan tanggap atas kanker ini. Bukan hanya semata menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga seluruh aspek masyarakat,” ujarnya.

Sanusi menambahkan, tema yang diusung dalam Hari Kanker se-Dunia tersebut relevan mewakili makna untuk mengajak semua pihak terkait menjalankan perannya dalam mengurangi beban akibat penyakit kanker.

“Peringatan Hari Kanker merupakan suatu momen untuk mengingatkan kita semua, tentang bahaya Kanker yang telah menjadi suatu penyakit yang penyebarannya sudah sangat global,” kata Rita saat menjadi narasumber dalam diskusi tersebut. (aiyub/mys/nn)

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,141