Mancanegara

Penyataan Presiden Donald Trump Membayangi Pembicaraan Iklim PBB di Bonn

NusantaraNews.co, Mancanegara – Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkain penarikan Amerika Serikat dari Kesepakatan Paris atau Pakta Global tentang Traktat Perubahan Iklim yang disepakati 195 negara di Paris tahun 2015 silam, membuat para diplomat dan pemimpin negara yang menerapkan kesepakatan tersebut menunjukkan penentangan dan keprihatinan.

Hari ini, para perunding iklim yang bertemu di Bonn, Senin (6/11/2017), mencari tahu sejauh mana kebijakan Trump akan mempersulit pekerjaan mereka yang setia pada Kesepakatan Paris dalam rangka mengurangi pemanasan global. Pasalnya, mereka tengah berhadapan dengan serangkaian laporan suram mengenai laju pemanasan global.

Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama yang akan memimpin onferensi Tingkat Tinggi 12 hari itu mengatakan, negara-negara penandatangan Pakta Global harus mempertahankan konsensus global untuk melakukan tindakan menentukan yang tercantum dalam Kesepakatan Paris.

“Penderitaan manusia yang disebabkan oleh badai, kebakaran hutan, kekeringan, banjir dan ancaman terhadap keamanan pangan akibat perubahan iklim berarti sudah tidak boleh lagi buang-buang waktu,” kata Frank dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir AFP.

Baca Juga:  Spain’s National Police Arrest Two Alleged Daesh Supporters in Joint Operation with Morocco’s DGST

Para pemimpin dari sejumlah negara diperkirakan ambil bagian dalam pembicaraan selama 12 hari yang berlangsung sampai 17 November, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Masih dari laporan AFP, surel Departemen Luar Negeri AS berisi bahwa Amerika Serikat menyatakan akan berpartisipasi dalam pertemuan ke-23 Konferensi Para Pihak dalam pertemuan iklim Bonn. Namun demikian, di saat bersamaan surel tersebut menyatakan: “posisi pemerintah mengenai Kesepakatan Paris masih tidak berubah”.

“Amerika Serikat berniat menarik … sesegera mungkin setelah memenuhi syarat untuk melakukannya, kecuali Presiden bisa mengidentifikasi syarat-syarat yang lebih menguntungkan bagi bisnis, pekerja dan pembayar pajak Amerika,” sambung pernyataan Surel itu kepada AFP.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 3