NUSANTARANEWS.CO, Seoul – Korea Aerospace Industries Co (KAI) telah mencapai kesepakatan senilai US$ 240 juta untuk memasok enam jet latih canggih T-50 tambahan bagi TNI Angkatan Udara. Kesepakatan itu akan berlaku mulai akhir tahun ini hingga 30 Oktober 2024.
Menurut Janes, Kementerian Pertahanan RI telah memverifikasi bahwa kontrak yang disebutkan adalah bersifat pembukaan dan hanya akan berlaku setelah pembayaran awal dijamin.
Masih menurut Janes, dari sumber terpisah dikatakan bahwa pembayaran awal ini akan diperoleh melalui alokasi dari anggaran pertahanan Indonesia tahun 2022, dan akan diberikan kepada KAI pada akhir tahun 2021. Sisa dari jumlah kontrak akan didanai dengan dana dari pinjaman luar negeri.
Persetujuan untuk memperoleh pinjaman luar negeri telah disetujui oleh Kementerian Keuangan, setelah berkonsultasi dengan Kemhan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Pada tahun 2012, TNI AU telah memperoleh 16 jet latih tempur T-50i senilai US$ 400 juta. Dengan demikian, tambahan 6 jet latih tempur ini merupakan kontrak pengadaan yang kedua.
Sejauh ini KAI telah mengekspor 154 jet latih senilai US$ 3,1 miliar — antara lain: 70 jet latih lanjut T-50 senilai US$ 2,6 miliar dan 84 jet latih dasar KT-1 senilai US$ 700 juta — ke negara-negara seperti Indonesia, Irak, Thailand, Turki, Peru, dan Filipina.
Pembelian tambahan jet latih tempur T-50i Golden Eagle dari Korea Selatan ini, menjadi langkah menarik bagi Indonesia. Betapa tidak, bila sejauh ini Indonesia dianggap mandek dalam pembiayaan program bersama KFX/IFX – namun dengan pembelian 6 Golden Eagle – selain untuk memenuhi kebutuhan jet latih lanjut bagi penerbang tempur TNI AU, juga membuka kanal baru terkait negosiasi kelanjutan program kerjasama jet tempur masa depan dengan Korea Selatan.
Di sisi lain, sambil menunggu kedatangan jet-jet tempur canggih Dassault Rafale dari Prancis dan F-15 Eagle II dari Amerika Serikat (AS), bahkan Su-35 dari Rusia yang beberapa hari belakangan ramai menjadi topik hangat di berbagai media – jet latih tempur Golden Eagle dapat difungsikan sebagai pengisi kekosongan kebutuhan patroli maupun operasi tempur. (Agus Setiawan)