NUSANTARANEWS.CO – Tidak mudah menjelaskan perceraian pada anak. Namun, pada kasus perceraian yang kerap terjadi tidak menutup kemungkinan orangtua tetap harus mengetahui bagaimana cara menjelaskan perceraian pada anak-anak.
Dosen kajian gender dan psikologi Universitas Indonesia (UI) Kristi Poerwandari menuturkan perlu adanya pendekatan kepada anak dengan cara memberi pengertian tanpa menyalahkan pasangan di depan anak. Sebab, kata dia, dengan mengatakan kesalahan di depan anak bisa memberi dampak buruk kepada mereka, terutama berkenaan dengan kondisi psikos dan mentalnya.
“Selain ada penjelasan untuk anak, juga harus ada penanganan emosional. Terutama menciptakan nuansa positif dalam proses perceraian karena sangat penting” ujar Kristi di Komnas Perempuan di Jakarta, Sabtu (28/5/2016).
Menurut Kristi, orangtua perlu memberikan pengertian kepada anak bahwa perceraian bukan berarti pisah dari orangtua melainkan masih ada waktu untuk tetap bersama meskipun jarak dan tempat berbeda. Ia mengungkapkan, memang perlu proses lama untuk menenangkan hati anak sekaligus memberikan kenyamanan. Perceraian bukanlah suatu momok yang menakutkan.
Berkaitan dengan memberikan perhatian kepada anak, Kristi menuturkan kedua orangtua harus saling mensupport. Selain itu, kata dia lanjut, untuk menimalisir dalam pembagian hak asuh yang adil dan dipastikan selalu ada kerja sama dari pihak keluarga masing-masing. (LN)