NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat politik Muchtar Effendi Harahap menilai mengatakan pertanyaan apakah sosok KH Ma’ruf Amin akan mampu meningkatkan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) di mata publik atau justru menurun patut diajukan. Paslanya, usai Jokowi memutuskan KH Ma’ruf Amin mendampinginya untuk menghadapi Pilpres 2019, pertanyaan itu menarik dijawab.
“Pertanyaan ini menarik untuk dijawab agar kita dapat memahami, apakah pilihan Jokowi ini bermanfaat atau berpengaruh signifikan bagi upaya politik mempertahankan kekuasaan negara sebagai Presiden RI,” katanya kepada redaksi, Jakarta, Kamis (9/8).
“Prediksi saya, setelah deklarasi pasangan capres dan cawapres, Jokowi-Ma’ruf, tingkat elektabilitas Jokowi takkan meningkat, bahkan bisa terus merosot,” tambahnya.
Dia menjelaskan selama ini elektabilitas Jokowi hasil survei beberapa lembaga opini publik baik dukung atau tidak terhadap Jokowi, rata-rata terus merosot. Awal Jokowi berkuasa, kata dia, elektabilitas Jokowi 54 persen. Setahun kemudian 50 persen.
Terus, terjun bebas menjelang 4 tahun berkuasa yakni di bawah 40 persen atau sekitar 35 persen. Tragis, meski 7 parpol peserta Pemilu 2014 (PDIP, Golkar, Hanura, Nasdem, PPP, PKB dan PKPI) resmi mendukung atau berkoalisi terhadap rezim Jokowi dan dapat kekuasaan negara, tetapi tetap saja elektabilitas Jokowi merosot terus.
“Untuk bertahan saja tidak mampu dilalukan. Hanya Litbang Kompas satu-satunya klaim elektabilitas Jokowi menaik lebih 50 persen,” ungkapnya.
Kembali pada pertanyaan pokok di atas, kata dia, pilihan Ma’ruf sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi dan didukung 9 parpol beragam aliran politik, takkan mempengaruhi signifikan kenaikan elektabilitas Jokowi ke depan di mata publik. (red/bya)
Editor: Banyu Asqalani