NUSANTARANEWS.CO – Kebersihan merupakan salah satu penjamin kesehatan manusia di dunia. Dengan lain kata, kebersihan adalah salah satu modal hidup yang dapat meminimalisir datangnya berbagai macam penyakit. Pada prinsipnya, menjaga kebersihan tidak boleh tidak mesti menjadi kesadaran hidup semua orang. Tujuan utamanya, selain demi keindahan, ialah untuk menunjang kesehatan.
Bagi kalangan muslim, perilaku bersih merupakan bagian dari bentuk keimanan. Karena itu, tidak ada alasan bagi umat Islam untuk tidak menjaga perilaku bersih. Ketika bersih, diri menjadi menjagi nyaman, orang lain pun turut merasakannya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang di berbagai wilayahnya masih terdapat wilayah-wilayah kumuh, kotor dan jorok. Kekumuhan bukan sesuatu yang begitu saja terjadi. Melainkan dampak dari belum sadarnya masyarakat sekitar terhadap pentingnya berprilaku bersih. Maka, tak heran apabilan di wilayah yang terbilang kumuh, tingkat kesehatannya pun rendah.
Siapapun mesti peduli terhadap pola hidup bersih, khususnya pemerintah. Untuk itu, perlu untuk memberikan apresiasi terhadap kegiatan salah satu menteri kabinet kerja Jokowi-JK, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang dengan segenap kesadarannya turun langsung ke daerah untuk melaksanakan satu agenda sederhana bersama masyarakat yaitu bersih-bersih.
Program semacam ini tidak perlu konsep yang muluk-muluk dan susah, tinggal bagaimana kesadaran dijelmakan ke dalam sebuah tindakan. Persis seperti yang dilakukan menteri perempuan lulusan SMP itu.
Suatu waktu, Minggu, 2 April 2017, Menteri Susi dalam rangkaian kunjungan kerja ke Provinsi Maluku, sempat menyaksikan keindahan Pulau Pumbo, Kecamatan Salahhutu, Kabupaten Maluku Tengah sembari mendayung (paddling) di sekitar perairan pulau tersebut. Saat berjalan menyisir bibir pantai Pulau Pombo, ia menemukan banyak sampah plastik berserakan yang mengganggu pandangan mata.
Improv saja, Menteri Susi langsung mengajak masyarakat setempat untuk melakukan bersih-bersih pantai, sampah plastik dikumpulkan dan kemudian dibakar. Ia bersama masyarakat mengumpulkan kayu-kayu, lalu menimpa dengan sampah plastik, kemudian dibakar.
“Ini sayang banget, pulau indah begini sampah plastiknya banyak. Saya mohon segera dibersihkan ya Pak,” pesanya kepada pemerintah daerah yang hadir saat itu supaya rutin melakukan pengecekan kebersihan pulau-pulau sekitarnya.
Hal serupa juga dilakukan Susi keesokan harinya saat menyambangi masyarakat Suku Bajo di kawasan Mola Raya, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi. Bersama warga Suku Bajo dari lima desa di kawasan Mola Raya yaitu Mola Utara, Mola Bahari, Mola Selatan, Mola Samaturu, dan Nelayan Bhakti, tim KKP kerja bakti membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar lingkungan tempat tinggal warga.
Bersih-bersih dilakukan lantaran sampah-sampah tersebut telah menjadi sumber penyakit bagi masyarakat sekitar. “Nanti jangan buang sampah ke laut lagi ya, Bu. Kalau buang sampah ke laut, rumahnya juga saya buang ke laut,” ujar Menteri Susi yang disambut gelak tawa warga.
Kerja bakti ini juga dilakukan perbaikan sarana mandi cuci kakus (MCK) di kawasan Mola Raya yang sudah tidak dapat digunakan. Dan di akhir kegiatan kerja bakti, KKP menyerahkan peralatan kebersihan secara simbolis sebagai bentuk kepedulian KKP terhadap kebersihan perkampungan nelayan Mola Bahari.
Kali ini, Menteri Susi sengaja datang kembali untuk membantu masyarakat nelayan menanggulangi masalah kebersihan dan kesehatan yang dijumpainya pada kunjungan sebelumnya, Kamis (23/3/2017). Waktu itu, pihaknya menemukan kesehatan masyarakat Suku Bajo sangat buruk. Banyak anak kekurangan gizi, dan menderita down syndrome. Begitu pula dengan orang dewasa, mengidap penyakit gondok, tumor, infeksi pasca operasi, sakit jantung, dan lainnya.
Ragam penyakit yang menjangkit di tubuh sebagian masyarakat disinyalir lantaran lingkungan mereka selama itu dipenuhi dengan kekumuhan sampah.
Penulis/Editor: Achmad Sulaiman