Politik

Teddy Wibisana Sayangkan Susi Pudjiastuti Tak Dipertahankan Sebagai Menteri

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. (Foto: IST)

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Tak dilbatkannya kembali Susi Pudjiastuti dalam kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang berbagai reaksi. Tak sedikit pihak yang menyayangkan keputusan Jokowi tersebut karena mereka menilai selama memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan, banyak gebrakan positif dan prestasi yang dilakukan oleh Susi.

Sebagian besar para pengguna media sosial masih terus membajiri linimasa mereka dengan ungahan terkait mantan Menteri KKP tersebut. Hal itu dapat dilihat bahkan ketika berita ini diturunkan, dukungan kepada Susi lewat tagar (tanda pagar) #WeWantSUSI masih menjadi trending topik nasional.

Terkait hal tersebut, mantan Aktivis Pro Demokrasi era 90-an Teddy Wibisana menilai seharusnya Susi Pudjiastuti sangat layak untuk dipertahankan untuk mengisi Kabinet Indonesia Maju. Menurutnya, saat ini dia Indonesia sektor perikanan tangkap atau nelayan, terkait dengan kehidupan 1,4 juta KK nelayan di seluruh Indonesia, atau sekitar 5,6 juta orang selama Susi mengendalikan KKP banyak mengalami peningkatan.

Baca Juga:  Sumbang Ternak Untuk Modal, Komunitas Pedagang Sapi dan Kambing Dukung Gus Fawait Maju Pilkada Jember

“Data juga menunjukan, selama dipimpin oleh Bu Susi, nilai tukar nelayan meningkat dari 104,63 di 2014 menjadi 113,64 di semester I tahun 2019,” ungkap Teddy, Rabu (23/10/2019).

Lebih jauh, mantan Ketua Umum Almisbat tersebut menjelaskan Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah alat ukur tingkat kesejahteraan nelayan. NTN = 100, ungkap Teddy memiliki arti bahwa kenaikan harga produksi sama dengan kenaikan harga konsumsi atau nilainya impas. Sedangkan NTN lebih besar dari 100 (NTN>100), kenaikan harga produksi lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya.

Artinya kenaikan pendapatan nelayan lebih besar dari pengeluarannya. Sebaliknya jika NTN lebih kecil dari 100 (NTN<100), kenaikan harga produksi lebih rendah dari kenaikan harga konsumsi, pendapatan nelayan lebih kecil dari pengeluarannya, sehingga nelayan mengalami defisit.

“Artinya dibawah kendali Susi Pujiastuti nelayan bertambah sejahtera. Dan hal itu ditandai dengan meningkatnya Nilai Tukar Nelayan atau NTN tersebut,” tegas Teddy.

Namun sayangnya, menurut Teddy, kenaikan kesejahteraan nelayan belum dapat mendorong pertumbuhan PDB sektor perikanan. Pertumbuhan sektor perikanan masih di bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Baca Juga:  Punya Stok Cawagub, PDI Perjuangan Berpeluang Usung Khofifah di Pilgub Jawa Timur

“Ekonomi kita tahun 2018 tumbuh 5.01 persen sedangkan sektor perikanan hanya tumbuh sekitar 4 persen,” paparnya.

Hal itulah yang menurut Teddy kemungkinan dilihat oleh Jokowi atau dengan kata lain, kala menjabat sebagai Menteri, Susi hanya fokus di sektor perikanan tangkap sehingga lupa pada hilirisasi, budi daya dan industri perikanan.

Apa lagi kemudian penenggelaman kapal-kapal pencuri iklan (yang tujuannya untuk melindungi nelayan) menjadi ‘trademark‘-nya Susi Pudjiastuti.

“Saya pikir Susi harusnya dipertahankan, dia punya integritas. Dia bisa diarahkan untuk lebih fokus di hilir. Tapi keputusan sudah diambil, mari kita awasi pemerintahan dengan baik,” pungkas Teddy. (edy/stn)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,059