NUSANTARANEWS.CO, Doha – Pemerintah Afganistan dan Taliban sepakat percepat pembicaraan damai. Hal tersebut disampaikan oleh delegasi Taliban dan pemerintah Afghanistan dalam sebuah pernyataan bersama pada Minggu (18/7) – menyusul pertempuran yang terus berkecamuk di negara itu setelah kaburnya Amerika Serikat (AS) pada awal Juli lalu yang menandai berakhirnya 20 tahun Perang Afghanistan.
Para delegasi juga menambahkan akan bertemu lagi dan berencana untuk mempercepat negosiasi damai setelah dua hari pembicaraan yang tidak meyakinkan di Doha.
Dalam pernyataan bersama mengenai kesepakatan yang dikeluarkan pada Minggu, kedua pihak setuju untuk bekerja sama memberikan bantuan kemanusiaan saat pertempuran berlanjut di seluruh wilayah negara itu.
Kepala Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional, Abdullah Abdullah, yang mewakili pemerintah Afganistan bertemu dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin kedua tertinggi Taliban, selama akhir pekan lalu di Qatar.
Pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban terus berlanjut secara intermiten sejak September tahun lalu. Namun, hanya sedikit kemajuan. Pemerintah ingin gencatan senjata segera dilakukan sementara Taliban ingin negara tersebut diatur di bawah hukum Islam.
Poin penting saat ini adalah apakah pemerintah Afganistan dan Taliban akan berupaya mencari jalan tengah dan membuat kemajuan yang stabil dalam pembicaraan itu.
Pemimpin Taliban Akhundzada mengatakan bahwa kelompoknya tetap berkomitmen untuk mencari solusi untuk mengakhiri perang tetapi mengecam lawan kelompok itu karena “membuang-buang waktu”.
Sejauh ini, Taliban telah memanfaatkan tahap akhir penarikan pasukan AS dan pasukan asing lainnya dari Afghanistan dengan meluncurkan serangkaian serangan kilat di seluruh negeri.
Menurut laporan terbaru di lapangan, Taliban sekarang diyakini telah menguasai sekitar setengah dari 400 distrik di negara itu, termasuk beberapa pos perbatasan penting, dan telah mengepung beberapa ibu kota provinsi yang strategis. (Agus Setiawan)