Berita UtamaLintas NusaTerbaru

Pembelajaran Tatap Muka Digelar, Tingkat SMP dan SMA Layak Mengawali

Pembelajaran Tatap Muka Digelar, Tingkat SMP dan SMA Layak Mengawali
Pembelajaran tatap muka digelar, Tingkat SMP dan SMA layak mengawali/Foto: Ketua Komisi E DPRD Jatim Wara Sundari Reny Pramana.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Ketua Komisi E DPRD Jatim Wara Sundari Reny Pramana mengatakan pihaknya berharap ketika pembelajaran tatap muka diberlakukan kembali, maka idealnya terlebih dahulu diberlakukan untuk tingkat SMP dan SMA terlebih dahulu.

“Saya berharap sebaiknya sekolah dibuka secara tatap muka untuk SMP dan SMA dulu, karena saat ini program vaksinasi untuk anak-anak minimum 12 tahun atau  12 tahun ke atas,”jelasnya saat dikonfirmasi di Surabaya, selasa (24/8).

Diungkapkan oleh wanita yang akrab dipanggil Reny ini,saat ini memang tidak tahu kapan pandemi ini berakhir, kapan herd imunnity terjadi, tetapi melihat perkembangan saat ini sudah semakin banyak masyarakat taat denga protokol kesehatan.”Tentunya juga sudah banyak masyarakat untuk memulai mencari vaksin. Ini salah satu pertimbangan untuk dibukanya pembelajaran tatap muka di Indonesia termasuk di Jatim,” jelasnya.

Baca Juga:  Perlu Perda Perlindungan, Inilah Cara Tekan Kriminalisasi Guru di Jawa Timur

Politisi PDIP ini mengatakan jika diberlakukan sekolah secara tatap muka yang harus diperhatikan antara lain jumlah siswa dan jam dibatasi, prokes diterapkan secara ketat dengan disiplin tinggi.

“Guru atau pengajar wajib memberikan teladan terkait prokes dan saya  mengusulkan agar di sekolah bisa diterapkan aplikasi atau system peduli lindungi sehingga bisa terkontrol atau  terdeteksi beberapa siswa hari ini masuk kelas, dan juga bisa untukk memonitor siswa yang sudah vaksin dan belum,” jelasnya.

Sekedar diketahui, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran tatap muka tak perlu menunggu hingga vaksinasi seluruh siswa rampung.

Pasalnya,lanjut Nadiem, vaksinasi seluruh siswa sendiri memerlukan waktu hingga 2,5 tahun. Menurutnya hal tersebut tidak bisa dilakukan karena para siswa akan semakin ketinggalan pembelajaran atau mengalami learning loss.

Nadiem mengungkapkan sebelumnya sebanyak 30 persen sekolah sudah mulai dibuka sejak awal tahun. Namun, seluruh sekolah itu harus kembali ditutup dan kembali ke pembelajaran jarak jauh saat varian Delta merebak.

Baca Juga:  Penyumbang Terbesar, DBHCHT Jawa Timur Layak Ditambah Tahun 2025

Nadiem mengatakan juga ada sekitar 63 persen dari 540.979 sekolah yang sudah diperbolehkan kembali menggelar PTM. Namun, baru 26 persen sekolah yang melakukan PTM (Pembelajaran Tatap Muka). (setya)

Related Posts

1 of 3,050