NUSANTARNEWS.CO, Jakarta – Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Elvyn G. Masassya mengatakan waktu tunggu petikemas di pelabuhan atau dwelling time saat ini sudah di bawah tiga hari. Pasalnya, kapal-kapal yang tiba di pelabuhan tak lagi menggunakan dokumen fisik dalam proses pengeluaran barang.
“Pelabuhan Tanjung Priok sudah beroperasi inaportnet sejak akhir tahun lalu sehingga pengurusan barang semuanya online. Kita jadi bisa memangkas dwelling time,” ujar Elvyn dalam acara ‘Power Talk: Indonesia as the World’s Maritime Axis’ di Kampus IPMI, Jakarta, Rabu (11/10) kemarin.
Selain itu, sistem pembayaran juga tidak menggunakan uang tunai. Para pengguna jasa pelabuhan bisa memanfaatkan layanan e-billing yang dapat dicetak di kantor masing-masing.
“Sudah ada sistem pembayaran yang terintegrasi dengan 18 kementerian/lembaga serta Indonesia Nasional Single Window (INSW),” imbuhnya.
Lebih lanjut Elvyn mengatakan bahwa perseroan membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia yang profesional dalam mengelola pelabuhan sehingga dwelling time dapat dipangkas lebih signifikan. Apalagi, pemerintah menargetkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menjadi pelabuhan transhipment terbesar di kawasan Asia.
Sementara Kepala Program Studi S-2 Rima Agristina mengatakan IPMI International Business School sedang menyiapkan program pasca sarjana yang fokus dalam bidang manajemen logistik dan supply chain management (manajemen rantai pasok). Program ini merupakan kerjasama dengan lembaga pendidikan asal Belanda, STC-Group Holding B.V, serta perusahaan logistik PT Etsi Hutama Maritime.
(Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews)