Ekonomi

PDAM Nunukan Akan Menambah Embung Atasi Kelangkaan Air Bersih

PDAM Nunukan akan menambah embung
PDAM Nunukan akan menambah embung. Pintu Embung Sungai Bolong Nunukan. Embung ini mengalami penyusutan debit air lantaran minimnya suplay air dari hulu sungai

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – PDAM Nunukan akan menambah embung. Musim kemarau berkepanjangan sejak November hingga saat ini telah mengakibatkan beberapa Embung penampungan air bersih di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami kekeringan. Meski terkadang hujan turun, namun debit air tak mengalami peningkatan signifikan – yang dampaknya berimbas pada tidak optimalnya suplai air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Nunukan kepada pelanggan.

Direktur PDAM Nunukan, Masdi, mengatakan bahwa, “Memang akibat dampak kemarau ini, sejak bulan November pelayanan kita tidak maksimal. Bila sebelumnya kita mampu suplai air ke pelanggan secara merata, sekarang kita terpaksa harus melayani masyarakat secara bergilir atau dengan mekanisme zonasi,” kata Masdi, pada hari Minggu (1/2).

Langkah yang kita lakukan sebagai upaya menambah debit air adalah dengan pengerukan Embung Sungai Bolong yang merupakan Embung terbesar dari embung lainya di Pulau Nunukan. Selain itu, sebagai langkah jangka panjang, pemerintah saat ini tengah mengupayakan pembebasan lahan untuk menambah embung yang sudah ada.

Baca Juga:  Ketua Umum DPP IP-KI: "Atas Nama Keadilan Sosial, Tunda Kenaikan PPN 12% Demi Rakyat!"

Memang sudah ada yang selesai contohnya Embung serbaguna Sungai Fatimah. Namun saat ini masih dalam tahap uji coba pengisian.

Pembebasan lahan juga tengah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Nunukan di Sungai Fatimah yang nantinya mampu menampung kapasitas debit air sekitar 500.000 meter kubik. Tahun ini, lahan yang telah dibebaskan seluas 5 hektar, dengan rincian 4 hektar untuk Embung penampung air sedangkan 1 hektar lagi untuk IPA dengan kapasitas 100 liter per detik.

“Berarti nanti dapat mensuplai sekitar delapan ribu (8.000) pelanggan,” terangnya.

Terkait kelangkaan air bersih, Masdi mengatakan bahwa, selain karena musim kemarau yang cukup panjang, juga daya tampung resapan alami di hutan-hutan yang kian hari kian menipis. Meski pihak PDAM telah melakukan reboisasi, namun hal tersebut tentu membutuhkan proses waktu yang cukup panjang.

“Untuk itu kepada masyarakat, saya minta maaf apabila pelayanan kami saat ini kurang maksimal. Namun kami tetap berupaya memaksimalkan apa yang telah menjadi tugas kami,” kata Masdi.

Baca Juga:  Kemitraan Jobstreet by SEEK dan APTIKNAS Hadirkan Jutaan Lowongan Pekerjaan

Senada dengan Masdi, Pembina dan Pendiri Generasi Nunukan Hijau (GNH), Feby mengungkapkan bahwa saat ini Pulau Nunukan sangat kekurangan resapan alam. Eksploitasi berlebihan terhadap lahan yang seharusnya menjadi penyimpan air telah menyebabkan sumber – sumber mata air tak lagi aktif.

“Kita sudah survei, keringnya Embung tersebut selain karena kemarau, juga karena air dari hulu sungai sangat minim akibat tak mengalirnya sumber-sumber air,” terang Feby.

Feby meminta kepada masyarakat agar tidak terlalu menyalahkan PDAM Nunukan. Karena menurutnya PDAM sudah sangat maksimal dalam melayani pelanggan. Justru, kepedulian masyarakat terhadap keseimbangan alam menjadi penentu berlimpah atau langkanya air bersih di Nunukan.

“Saya kira PDAM sudah sangat maksimal, bahkan sampai turun melakukan reboisasi. Saya menghimbau kepada masyarakat, marilah kita cintai alam dan jagalah keseimbangannya. Karena Tuhan memberikan anugerah dan musibah itu tergantung perbuatan hambaNya,” pungkas Feby (ES/ed. Banyu)

Related Posts

1 of 3,051