Berita UtamaKolomMancanegaraOpiniTerbaru

Pasukan Ukraina Mulai Gunakan Artileri Berat Kiriman Barat untuk Bantai Rakyat Donbass

Pasukan Ukraina mulai gunakan artileri berat kiriman Barat untuk bantai rakyat Donbass.
Pasukan Ukraina mulai gunakan artileri berat kiriman Barat untuk bantai rakyat Donbass/Foto: Moscow Times.

NUSANTARANEWS.CO, Donetsk – Pada Senin (13/6) dini hari, distrik Kirovskyi di Republik Rakyat Donetsk (DPR) diteror oleh serangan puluhan roket yang diluncurkan oleh pasukan Ukraina. Saluran media resmi DPR melaporkan bahwa serangan roket-roket tersebut mengenai sasaran sipil yang mengakibatkan sejumlah orang tewas dan terluka.

Serangan lain juga dilaporkan mengenai pasar sentral Maisky. Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas termasuk seorang anak dalam peristiwa itu dan melukai 18 orang lainnya. Gambar-gambar di internet menunjukkan mayat-mayat yang tergeletak dan kios-kios pasar yang terbakar.

Media lokal melaporkan bahwa serangan di pasar itu menggunakan artileri 155mm standar NATO – yang menunjukkan bahwa sekali lagi Kiev menggunakan bantuan senjata artileri Barat untuk meyerang target sipil.

Serangan 13 Juni tampaknya menjadi puncak kebrutalan pasukan Ukraina dimana hampir seluruh wilayah Republik Donetsk dalam kurun waktu 24 jam terkena tembakan artileri jarak jauh seperti di distrik Proletarsky, Kuibyshevsky, Petrovsky dan Kievsky yang seluruh korbannya adalah warga sipil.

Baca Juga:  Tradisi Resik Makam: Masyarakat Sumenep Jaga Kebersihan dan Hikmah Spiritual Menyambut Ramadan

Menyaksikan kebrutalan pasukan Ukraina, PBB telah menunjukkan keprihatinannya pada peristiwa Senin tersebut. Terutama serangan brutal terhadap rumah sakit di Donetsk.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric menyebut bahwa tindakan militer apapun terhadap fasilitas kesehatan jelas merupakan pelanggaran hukum internasional. Sementara negara-negara Barat tetap bungkam oleh aksi butal pasukan Ukraina yang terus membantai warga sipil di wilayah Donbass dengan senjata kiriman mereka.

Sejauh ini, pemerintah DPR telah meminta bantuan Rusia dan pasukan sekutunya untuk menghadapi militer Ukraina. Apalagi serangan intensif rezim Kiev terhadap sasaran sipil berlangsung tepat beberapa hari setelah mulai menerima bantuan tambahan senjata jarak jauh dan artileri berat dari Barat.

Pejabat Rusia dan lokal khawatir artileri berat Barat akan digunakan untuk melakukan pembantaian besar-besaran terhadap warga sipil. Bahkan tampaknya, rezim Kiev hanya ingin menunda kemenangan Rusia dengan mencegah kehidupan kembali normal di wilayah Donbass yang telah dibebaskan dari aksi teror militer Ukraina. Ya, sebuah taktik tak bermoral yang jelas-jelas melangar hukum internasional. (Agus Setiawan)

Related Posts

No Content Available