NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Beberapa jam dari sekarang, pelaksanaa pemungutan suara Pilgub DKI Putaran Kedua akan berlangsung. Semua pihak sama-sama mempersiapkan diri demi berlangsungnya hari pencoblosan yang damai, adil, dan lancar.
Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) sebagai mitra Badan Pengawas Pemilu pada prinsipnya telah bersiap diri untuk menjalankan tugas sesuai tugas dan fungsinya dalam ajang pesta demokrasi bagi warga DKI Jakarta.
Terkait hal tersebut, koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz menyampaikan, salah satu fokus yang tidak kalah penting dan sangat menentukan hasil penghitungan suara adalah proses pemungutan suara.
“Bagaimana ketersediaan logistik, sikap penyelenggara Pemilu, layanan informasi pemilih dan situasi pemungutan suara sangat menentukan hasil rekapitulasi suara,” ungkap Masykur dalam keterangannya kepada Nusantaranews, Selasa (18/4/2017) malam.
Menurut Masykur, perolehan suara masing-masing pasangan calon sangat ditentukan dari sejauhmana pelaksanaan pemungutan berjalan luber (langsung, umum, bebas, dan rahasia _red), jurdil (jujur dan adil) serta bebas dari pengaruh dari pihak yang tidak bertanggungjawab.
Tak kalah penting, kata dia, hasil dalam rekapitulasi suara yang dilakukan setelah pukul 13.00 sangat bergantung kepada proses pemungutan pada pukul 07.00 s/d 13.00.
“Sisi lain, sebagian besar fokus dan perhatian publik tertuju kepada hasil penghitungan suara. Dengan bantuan hitung cepat yang sangat presisi, konsentrasi terhadap hasil penghitungan suara semakin cepat diketahui. Dan proses pemungutan semakin tenggelam,” terang Masykur.
Oleh karena itu, kata dia, untuk tetap mempertahankan pentingnya proses pemungutan suara sebagai wujud aspirasi pemilih, JPPR mengambil fokus terhadap pentingnya proses tersebut.
“Dengan mengambil tiga isu utama yaitu pembukaan TPS, proses pemungutan dan penutupan, JPPR ingin mendapatkan gambaran yang lebih utuh bagaimana situasi pemungutan suara berlangsung, apakah manjamin kenyamanan dalam memilih atau sebaliknya,” ungkapnya.
Untuk itu, dengan menurunkan 200 relawan yang tersebar di semua kecamatan, JPPR akan melakukan pemantauan di 1000 dengan cara pemantauan keliling _(mobile monitoring)_. Pilihan TPS ditujukan kepada TPS-TPS yang dianggap rawan misalnya TPS di pemukiman padat, pinggiran Jakarta, rumah susun dan panti sosial.
Ditambahkan Masykur, publikasi hasil pemantauan JPPR dilakukan dengan tiga tahap, pada proses pembukaan TPS rilis hasil pemantauan akan dilakukan pada pukul 09.00 pagi. Hal ini untuk memberikan informasi dan antisipasi bagi penyelenggara Pemilu terhadap potensi pelanggaran yang terjadi pada tahapan berikutnya.
“Memperhatikan hasil penghitungan suara penting, memastikan proses pemungutan suara tidak kalah penting,” pungkas Masykur.
Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman