Politik

Pasca Pemilu 1999, Komisioner KPU Dinilai Cenderung Menjadi Kepanjangan Tangan Calon Presiden Petahana

kpu ri, calon anggota kpu, kpu provinsi, kpu kabupaten, kpu kota, nusantaranews, kpu semarang, nusantara, kpu jateng, nusantara news, dkpp, seleksi anggota kpu
Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia. (Foto: dok. NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pasca Pemilu 1999, Komisioner KPU dinilai cenderung menjadi kepanjangan tangan calon presiden petahana.

Waketum Gerindra, Arief Poyuono mengaku tak heran komisioner KPU merepresentasikan diri mereka sebagai kepanjangan tangan dari calon presiden yang menyandang status sebagai petahana. Bahkan menurutnya, sikap tidak netral dan potensi melakukan kecurangan saat pemilu sudah menjadi rahasia umum bagi anggota penyelenggara pemilu.

“Adanya wakil dari parpol yang duduk di komisioner KPU membuat kualitas pemilu lebih baik, jujur dan tanpa ada kecurangan karena tidak adalagi perwakilan dari parpol yang jadi pengurus di KPU. Sehingga wajar saja kalau KPU hari ini lebih merepresentasikan kepanjangan tangan dari presiden petahana dan tidak netral serta berpotensi melakukan kecurangan saat pemilu jika sang presiden itu maju lagi sebagai capres. Seperti saat ini,” kata Poyuono, Jakarta, Selasa (23/4/2019).

“Kayak model Arief Budiman yang hasil voting penentuan untuk menjadi anggota komisioner di DPR saja paling sedikit dipilih. Masa bisa jadi ketua Komisioner KPU,” sambung Poyuono.

Baca Juga:  Sholawatan, Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Doakan dan Pilih Prabowo-Gibran Sekali Putaran

Pernyataan Poyuono merujuk pada kualitas Pemilu 1999 silam. Menurutnya, Pemilu 1999 berkualitas, sangat jujur dan adil.

“Hal itu disebabkan anggota KPU yang dibentuk dengan Keppres Nomor 16 Tahun 1999, beranggotakan 53 orang anggota, dari unsur pemerintah dan partai politik. KPU pertama dilantik oleh Presiden BJ Habibie,” terangnya.

Setelah 20 tahun berlalu, tambah dia, kualitas KPU terus mengalami kemerosotan yang banyak ditandai maraknya politik uang.

“Selanjutnya kualitas KPU sangat jelek dan banyak memihak dan tidak netral, banyak money politic, hingga ada komisioner KPU yang tertangkap KPK yaitu pengurus KPU Pusat 2004-2009,” sebutnya.

(eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,050